new cta_crm_112Dalam dunia bisnis yang terus bergerak cepat dan penuh perubahan, memahami product life cycle adalah salah satu kunci agar bisnis tidak hanya survive, tapi juga bisa berkembang secara berkelanjutan.

Sering kali kita fokus mengembangkan strategi penjualan atau menciptakan inovasi produk, tanpa menyadari bahwa setiap produk akan melewati siklus hidup, mulai dari tahap perkenalan, pertumbuhan, mencapai puncak, hingga akhirnya menurun. Nah, kita menyebut siklus ini sebagai product life cycle.

Jika Anda pemilik bisnis, manajer pemasaran, atau bahkan tim sales, artikel ini wajib Anda baca.

Kita akan bahas dari dasar: mulai dari apa itu product life cycle, mengapa penting dipahami, apa saja tahapannya, faktor-faktor yang memengaruhinya, hingga bagaimana CRM bisa membantu mengelolanya dengan lebih cerdas dan terstruktur.

Yuk, kita baca artikelnya sampai selesai!

Apa Itu Product Life Cycle (PLC)?

Product life cycle adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tahapan yang dilalui sebuah produk, mulai dari saat pertama kali diperkenalkan ke pasar, lalu tumbuh dalam popularitas, mencapai titik jenuh, dan akhirnya mengalami penurunan dalam penjualan.

Konsep ini ibarat peta perjalanan bagi sebuah produk. Dengan memahami di mana posisi produk Anda saat ini, Anda bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan, apakah perlu promosi besar-besaran, inovasi fitur, atau justru waktu yang tepat untuk mengganti produk.

new cta_crm_111

Pentingnya Product Life Cycle dalam Bisnis

Kenapa pemahaman tentang product life cycle sangat penting? Karena tanpa pemahaman ini, perusahaan bisa salah langkah baik dalam alokasi anggaran, strategi pemasaran, hingga perencanaan stok.

Studi dari Harvard Business School, dilansir dari laman Kaizen Institute, menunjukkan bahwa sekitar 80% produk baru gagal memenuhi tujuan pasarnya.

Dengan memahami product life cycle, Anda bisa:

  • Menyusun strategi pemasaran yang tepat sasaran.
  • Mengelola stok dan distribusi dengan lebih efisien.
  • Menyesuaikan anggaran marketing sesuai kebutuhan tiap fase.
  • Menentukan kapan harus inovasi, diversifikasi, atau relaunch produk.

Fungsi Product Life Cycle bagi Bisnis

Setiap fase dari siklus produk membawa fungsi dan strategi tersendiri. Inilah mengapa pemahaman ini penting bagi semua level tim, dari marketing hingga manajemen.

  • Perencanaan Strategi: Tahap pengenalan butuh awareness, tahap pertumbuhan fokus ke ekspansi, sementara fase kematangan lebih cocok untuk strategi retensi.
  • Manajemen Anggaran: Anda tahu kapan harus all out dan kapan harus menahan biaya.
  • Inovasi yang Tepat Waktu: Tidak sekadar meniru tren, tapi berdasarkan sinyal pasar dan data.
  • Prediksi Penjualan yang Akurat: Karena tiap fase punya pola khas, proyeksi jadi lebih realistis.

Dengan kata lain, product life cycle menjadi alat navigasi untuk memastikan bisnis Anda selalu berada di jalur pertumbuhan.

Tahapan Product Life Cycle

Untuk mengoptimalkan siklus produk, Anda harus paham karakteristik dan strategi pada masing-masing tahap berikut:

1. Introduction (Pengenalan)

Tahap ini adalah masa kelahiran produk. Fokus utama di sini adalah edukasi pasar, membangun awareness, dan mencari “early adopter.” Biaya marketing tinggi, sementara penjualan masih rendah.

2. Growth (Pertumbuhan)

Produk mulai dikenal pasar dan permintaan meningkat. Ini ada 

4. Decline (Penurunan)

Produk mulai ditinggalkan konsumen karena faktor seperti tren baru, teknologi baru, atau perubahan kebutuhan. Saatnya Anda dan tim melakukan evaluasi bisnis.

new cta_crm_123

Faktor yang Mempengaruhi Product Life Cycle

Tidak semua produk mengalami siklus yang sama. Ada banyak faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya produk melewati tiap tahap.

1. Inovasi Teknologi

Teknologi baru bisa mempercepat kematian produk lama, misalnya saja kamera digital menggantikan kamera film. Inovasi ini mendorong perusahaan meluncurkan produk baru dengan fitur yang lebih canggih dan efisien.

2. Perubahan Selera dan Tren Konsumen

Pelanggan kini cepat bosan. Yang viral minggu ini bisa basi minggu depan. Misalnya, tren makanan sehat mendorong penurunan penjualan makanan cepat saji tinggi lemak dan gula. 

3. Persaingan Pasar

Semakin banyak pesaing, semakin besar potensi pelanggan berpindah hati. Jika kompetitor menawarkan harga lebih murah, fitur lebih unggul, atau layanan lebih cepat, pelanggan bisa dengan mudah berpindah.

4. Strategi Pemasaran

Kampanye marketing yang tepat bisa mempercepat pertumbuhan pembelian produk. Tanpa strategi yang matang, produk bagus pun bisa tenggelam di pasar.

5. Kualitas Produk

Produk yang awet dan bermanfaat akan lebih lama bertahan di pasar. Produk berkualitas tinggi akan menciptakan kepuasan pelanggan, meningkatkan loyalitas, dan memperkuat word-of-mouth

6. Perkembangan Ekonomi dan Daya Beli Konsumen

Kondisi ekonomi sangat memengaruhi keputusan pembelian. Dalam kondisi ekonomi memburuk, konsumen cenderung menahan pengeluaran dan lebih selektif memilih produk.

7. Feedback dan Ulasan Pelanggan

Pelanggan masa kini sangat bergantung pada ulasan online sebelum memutuskan membeli produk. Review negatif bisa menyebar cepat dan mempercepat fase penurunan produk. Sebaliknya, review positif bisa memperkuat brand.

8. Brand Positioning dan Loyalitas Pelanggan

Brand yang kuat akan lebih tahan banting terhadap perubahan pasar. Mereka yang memiliki posisi kuat di benak pelanggan dan tingkat loyalitas tinggi cenderung bertahan lebih lama.

9. Efektivitas Distribusi dan Logistik

Distribusi buruk = produk tidak sampai ke pelanggan = kehilangan potensi penjualan.

Produk yang tidak tersedia di waktu dan tempat yang tepat akan kehilangan kesempatan penjualan. Bahkan produk terbaik pun akan kesulitan bertahan jika distribusinya lambat atau stoknya sering kosong.

Peran CRM dalam Memaksimalkan Product Life Cycle

Sistem CRM bukan hanya soal menyimpan data pelanggan. Di era digital, CRM adalah senjata utama untuk mengelola siklus hidup produk dengan lebih presisi dan efisien.

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

Pada tahap awal saat produk baru diluncurkan, sistem CRM bisa membantu Anda dengan:

  • Mengenali siapa saja calon pelanggan awal yang paling berpotensi membeli produk.
  • Menyusun komunikasi yang lebih personal, misalnya saat mengirim pesan melalui WhatsApp agar lebih dekat dengan calon pelanggan.
  • Adanya riwayat data keluhan pelanggan untuk mengetahui apa yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan dari produk Anda.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)

 Ketika produk mulai dikenal dan penjualan meningkat, CRM bisa berperan untuk:

  • Mengatur pengingat otomatis agar tim tidak lupa menindaklanjuti calon pelanggan.
  • Memantau kinerja tim penjualan dari satu tempat saja, tanpa perlu cek satu per satu.
  • Melihat pola belanja pelanggan agar bisa menyusun strategi penawaran tambahan atau produk pelengkap.

3. Tahap Kematangan (Maturity)

Saat penjualan mulai stabil dan persaingan ketat, CRM akan membantu Anda:

  • Menjalankan strategi retensi untuk menjaga pelanggan agar tetap setia, dengan menyusun pesan khusus sesuai kategori pelanggan.
  • Mengukur tingkat kepuasan pelanggan dan seberapa besar nilai mereka bagi bisnis Anda dalam jangka panjang.
  • Mengelola program loyalitas seperti poin hadiah dan sistem rekomendasi pelanggan secara otomatis.

4. Tahap Penurunan (Decline)

Jika penjualan mulai menurun, CRM tetap bisa membantu dengan:

  • Menemukan pelanggan yang masih aktif agar bisa ditawarkan promo atau paket khusus.
  • Menganalisis alasan kenapa pelanggan berhenti membeli atau tertarik, dengan data yang jelas.
    Membantu merencanakan strategi peluncuran ulang produk atau arah bisnis baru berdasarkan masukan pelanggan.

Gunakan Barantum CRM untuk Product Life Cycle yang Lebih Maksimal

Aplikasi CRM Barantum

Tidak semua CRM diciptakan setara. Barantum CRM dirancang untuk mendampingi setiap fase dalam product life cycle bisnis Anda.

  • Segmentasi otomatis untuk setiap tahap pelanggan.
  • Integrasi WhatsApp, email, telepon untuk komunikasi secara terpusat.
  • Dashboard laporan untuk tracking performa produk.
  • Insight berbasis riwayat percakapan pelanggan untuk evaluasi dan perkembangan bisnis.
  • Terintegrasi dengan sistem lainnya, seperti call center, omnichannel, dan lain-lain.

Dengan sistem sekuat ini, Anda bisa membangun strategi produk yang lebih terarah, lebih efektif, dan lebih menguntungkan.

Jangan hanya ikuti arus perubahan, pimpin arusnya bersama Barantum!

💬 Chat disini!
1
Scan the code