Kalau bicara soal sekolah inovatif, Sekolah Murid Merdeka (SMM) bisa dibilang salah satu pelopornya. SMM hadir dengan konsep belajar yang fleksibel, berbasis teknologi, dan dirancang agar setiap anak bisa berkembang sesuai minat, bakat, dan kebutuhannya.
Mereka percaya bahwa setiap anak itu unik dan pendidikan seharusnya bisa menyesuaikan, bukan menyeragamkan. Karena itu, SMM berfokus menciptakan pengalaman belajar yang personal, relevan, dan menyenangkan, supaya murid bisa merdeka belajar, berkolaborasi, dan berkarya sesuai potensinya.
Dengan semangat pemerataan pendidikan di Indonesia, SMM terus berinovasi lewat metode pembelajaran berbasis kompetensi dan kolaborasi antara guru, murid, dan orang tua. Tujuannya cuma satu: mencetak generasi yang bukan cuma pintar, tapi juga siap menghadapi tantangan masa depan.
Daftar Isi
Tantangan Awal: Data Tersebar & Koordinasi Terhambat
Sebagai sekolah yang punya banyak aktivitas dan interaksi lintas divisi, mulai dari pendaftaran murid baru, koordinasi kelas, hingga komunikasi dengan orang tua, tim Sekolah Murid Merdeka dulu sering kewalahan.
Aldias Restu Saputro, atau akrab disapa Aldi, selaku Educare National Coordinator, Sekolah Murid Merdeka, mengungkapkan bahwa sebelum menggunakan Barantum, timnya kesulitan dalam mengelola leads mulai dari calon murid masuk hingga tahap after sales.
“Leads kami tersebar di berbagai channel, mulai dari WhatsApp, Instagram, sampai spreadsheet. Padahal cabang kami sudah lebih dari 50 di seluruh Indonesia. Jadi komunikasi antar cabang seringkali terpecah dan tidak efisien,” ujar Aldi.
Kondisi ini membuat tim kesulitan memantau perkembangan setiap calon murid, serta memperlambat proses tindak lanjut. Sekolah Murid Merdeka pun mulai mencari sistem yang bisa menyatukan semua data dan komunikasi dalam satu platform.
“Selain itu, cabang kita cukup lumayan banyak di atas 50 cabang di Indonesia jadi kita ingin menyatukan komunikasi di antara semua cabang itu karena kita juga dari berbagai nomor jadi kita pengen ada salah satu sistem yang bisa untuk nge-provide hal itu tadi,” tambah Aldi.
80% Aktivitas Tim Terbantu Sejak Pakai Barantum
Setelah menelusuri berbagai pilihan, akhirnya Sekolah Murid Merdeka memutuskan untuk menggunakan Omnichannel Barantum. Saat ini, sistem tersebut sudah digunakan oleh 138 user aktif yang tersebar di beberapa divisi, terutama di tim Educare dan Admission.
“Barantum kami gunakan untuk memantau perjalanan leads, mulai dari tahap awareness hingga pendaftaran. Semua data leads bisa kami lihat di sistem sehingga progresnya bisa dipantau dan efektivitasnya bisa diukur,” jelas Aldi.
Sementara itu, fitur Omnichannel Barantum membantu tim mengintegrasikan berbagai kanal komunikasi seperti WhatsApp, Instagram, dan website ke dalam satu dashboard utama. Dengan begitu, pesan pelanggan bisa dibalas lebih cepat, akurat, dan terkoordinasi lintas divisi.
“Barantum membantu tim kami, khususnya di Sekolah Murid Merdeka. Kurang lebih 80% aktivitas harian tim kami sangat terbantu karena dari pengelolaan leads, tracking leads, sampai bahkan dari laporan performa tim itu kta bisa dapatkan dari sistem Barantum,” ucap Aldi.
Data Terpusat & Koordinasi Lebih Efisien
Menurut Aldi, perubahan terbesar yang dirasakan tim adalah data dan komunikasi kini sudah terpusat dan transparan. Sebelumnya, informasi tersebar di berbagai file dan chat, tapi sekarang semuanya bisa dipantau langsung dari satu sistem.
“Koordinasi antar tim jadi jauh lebih baik dan efisien. Bahkan untuk monitoring dan quality assurance, semuanya lebih mudah berkat sistem Barantum,” ungkapnya.
Dengan data yang lebih terstruktur, tim bisa mengambil keputusan berbasis data (data-driven) dan meningkatkan pengalaman calon murid dalam setiap tahap interaksi.
Dukungan Layanan Barantum: Cepat & Responsif
Selain fitur sistemnya yang lengkap, Aldi juga menyoroti kualitas layanan tim Barantum.
“Layanan support-nya sangat memuaskan bahkan taglinenya di 1×24 jam dan kita sudah sangat merasakan hal tersebut. Kalau di weekend kita ada beberapa hal yang mungkin kendala dan sebagainya kita bisa langsung koordinasi untuk langsung menyelesaikan permasalahannya tersebut,” ujarnya.
Menutup wawancara, Aldi menyampaikan pesan bagi sekolah atau institusi pendidikan lain yang masih ragu melakukan transformasi digital.
“Jangan sampai nunggu kewalahan terlebih dahulu karena transformasi digital sistem seperti Barantum saat ini yang kita pakai membuat kerja tim tentunya lebih efisien, lebih cepat, dan tentunya data driven,” tutup Aldi.
Siap Rasakan Efisiensi yang Sama?
Jika sekolah atau lembaga pendidikan Anda juga mengalami tantangan serupa, data leads yang tersebar, koordinasi antar tim yang lambat, atau sulit memantau performa penjualan sudah saatnya #MulaiPakaiBarantum.
Transformasi digital bukan sekadar tren, tapi investasi jangka panjang untuk pengelolaan yang lebih cerdas. Yuk, rasakan manfaatnya sekarang!
Tertarik dengan Barantum?

