POTENSI INDUSTRI KREATIF DI ERA INDUSTRI 4.0 AKAN BERKEMBANG DENGAN DUKUNGAN SISTEM CRM

 

Bicara soal industri dalam Era Industri 4.0, maka salah satu sektor yang cukup berperan aktif dalam memberikan kontribusi-nya bagi ekonomi makro adalah sektor industri kreatif. Kenapa, terkait dengan penyerapan jumlah tenaga kerjanya saja saat ini industri kreatif telah menyerap 10,7% atau 11,8 juta orang pekerja. Angka ini menempatkan industri kreatif sebagai salah satu dari 4 sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Dimana salah satu sektor industri-nya  sebagai penyumbang kontribusi terbesar untuk industri kreatif adalah industri hiburan dan gaya hidup.

Tidak heran, dengan berkembangnya industri hiburan yang ada di Indonesia. Maka industri supporting yang turut mendukung perkembangan industrinya adalah seperti : industri cenderamata, garmen, serta bisnis kuliner. Ketiga bisnis tersebut, memang sangat erat kaitannya dengan industri hiburan dan gaya hidup. Sehingga wajar, ketika industri besarnya yaitu industri hiburan dan gaya hidup berkembang cukup baik, maka sudah barang tentu sektor supporting-nya akan mengikuti pola perkembangan dan  pengembangan industrinya ke arah yang lebih besar.

Itulah kondisi terkini dari industri kreatif yang ada di Indonesia. Dimana terkait dengan sektor apa saja yang akan berkembang mengikuti kondisi terkini dari industri utamanya. Maka ada sekitar 16 sub sektor bisnis yang akan mengikuti perkembangan yang terjadi pada industri kreatif  hingga memasuki tahun 2019. Ke-16 sub sektor tersebut adalah : seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio, aplikasi games, arsitektur, desain grafis, desain komunikasi visual, periklanan, musik, penerbitan, fotografi, desain produk, fashion, film animasi dan video, kriya dan tentunya sub sektor kuliner.

 

Meskipun ke-16 sub sektor tersebut bisa di katakan belum bisa berkembang secara maksimal. Namun yang namanya industri kreatif, karakter bisnis seperti  ini memang akan berkembang mengikuti perkembangan zamannya. Itulah yang menyebabkan saat ini dari 16 sub sektor yang ada dalam  industri kreatif  sebanyak 3 besar sub sektornya menempati posisi tertinggi sebagai sub sektor yang memiliki pertumbuhan paling tinggi. Dimana ke-3 sub sektor tersebut adalah : bidang teknologi informasi 8,81%, periklanan 8,05% dan arsitektur 7,53%.

Jika di lihat bahwa sektor teknologi informasi menjadi sub sektor yang perkembangannya paling besar.  Hal itu sejalan dengan perubahan struktur bisnis yang saat ini mengarah ke Era Industri 4.0. Dimana dalam era tersebut peran teknologi digital menjadi salah satu komponen yang akan banyak memberikan kontribusi-nya bagi perkembangan sub sektor tersebut.

Sebenarnya, besarnya potensi bisnis dari industri kreatif sudah terlihat dari beberapa tahun terakhir. Dimana sejak tahun 2014 menurut analisis dan data yang di publish Badan Pusat Statistik (BPS) angkanya dari mulai Rp784,82 triliun (2014) meningkat 8,6% menjadi Rp852,24 triliun (2015). Angka tersebut sesuai dengan data yang ada merupakan kontribusi sebesar 7,38% terhadap PDB ( Pendapatan Domestik Bruto) secara nasional. Dan prediksinya hingga memasuki tahun 2019 angkanya akan meningkat menjadi 12%. Hal itu salah satunya di sumbang oleh sub sektor teknologi informasi dengan peningkatan pengguna internet secara nasional mencapai 51,8% dari total penduduk Indonesia.

Dengan semua penjelasan diatas, pada akhirnya kita bisa menyimpulkan bahwa dalam Era Industri 4.0 ini setidaknya ada 4 sektor yang sangat berperan dalam memberikan kontributor positif bagi indutri kreatif yaitu :

  1. Tumbuhnya pengguna layanan data
  2. Maraknya penggunaan sosial media
  3. Hadirnya ragam marketplace
  4. Dukungan kuat industri jasa kiriman.

 

ERA INDUSTRIALISASI 4.0 MAKIN MENINGKATKAN EKSISTENSI APLIKASI CRM PADA SEBUAH BISNIS

 

Sebenarnya kehadiran Era Industri 4.0 dalam kaitan industri kreatif di Indonesia, pada akhirnya membawa konsekuensi tertentu dalam sub sektor bisnisnya. Tidak saja konsekuensi positif tapi ada juga konsekuensi negatifnya.  Bicara soal dampak positif,  adalah mata rantai perdagangan akan semakin pendek dengan hadirnya digitalisasi di sistem distribusi produk. Sehingga hal itu bagi industri kreatif seperti  sub sektor garmen, kerajinan dan sejenisnya akan membuat industrinya makin agresif karena perkembangan industrinya di dukung oleh teknologi digital.

Sementara dampak negatifnya adalah terjadi spesialisasi SDM ( karyawan ) dalam  industri kreatif. Khususnya terkait penyerapan tenaga kerja, maka yang terjadi adalah pada level bawah mesti dibutuhkan karyawan yang memiliki spesialisasi khusus terkait perannya sebagai supporting dalam industri kreatif yang berbasis Era Industri 4.0

Handri Kosada, CEO Barantum.com memberikan statemen-nya terkait apa yang terjadi pada industri kreatif di Indonesia. “Sebenarnya 4 elemen penting yang mempengaruhi industri kreatif dalam Era Industri 4.0 kesemuanya mesti bersumber dari customer. Kenapa, karena ke-4 elemen tersebut memang mengandalkan database customer untuk memaksimalkan perkembangan dan pengembangan industrinya,” kata Handri Kosada.

Deskripsi dari apa yang di sampaikan oleh Handri adalah sebagai berikut : bahwa elemen yang menyangkut tumbuhnya pengguna layanan data, maraknya pengguna sosial media hingga berkembangnya ragam marketplace. Sejatinya ke semua hal itu dasar bagi pelaku industri untuk bisa memberikan service yang paripurna kepada customer.  Harapannya dengan optimalisasi service yang diberikan kepada customer, maka bisa di pastikan klien dan calon klien akan bisa diarahkan menjadi loyal customer.

 

KOLABORASI PEMERINTAH & SWASTA GUNA MEMAKSIMALKAN POTENSI INDUSTRI KREATIF DI ERA INDUSTRI 4.0

 

Pernyataan yang disampaikan oleh Handri Kosada, memang menjadi sebuah perhatian bersama tidak saja pelaku industri kreatif-nya sendiri tetapi juga peran aktif pemerintah terkait dalam hal ini sebagai penentu dan pembuat kebijakan yang terkait dengan industri kreatif tersebut.

 

Karena berdasarkan data yang disampaikan  oleh BPS ( Biro Pusat Statistik) yang bekerja sama dengan Bekraf ( Badan Ekonomi Kreatif) yang di publikasikan pada  tahun lalu. Ternyata kondisi industri kreatif nasional saat ini adalah sebagai berikut : 92,37% kegiatan industri kreatif  kondisinya masih di jalankan dengan modal dari pengusahanya sendiri ( self funded), sementara prosentase 88,95% para pelaku industri kreatif  belum memiliki hak intelektual properti. Padahal ketika kita bicara soal industri  kreatif maka soal HAKI sudah mesti menjadi perhatian bersama.

 

Sedangkan terkait hal penting yang menjadi perhatian lainnya adalah soal konsentrasi pemasaran produk kreatif nasional yang ada di Indonesia. Hingga saat ini pemasaran industri kreatif Indonesia masuk di dominasi oleh pemasaran lokal dengan persentase-nya sebesar 97,36%. Artinya apa, pasar lokal masih mendominasi industri kreatif nasional. Padahal jika kolaborasi pemerintah dan swasta bisa di jalankan dengan baik sudah barang tentu pasar internasional bisa di garap dengan cukup baik.

Itulah kenapa, diatas telah di jelaskan bahwa untuk mengatasi beberapa kendala yang menjadi hambatan dalam pengembangan industri kreatif nasional salah satunya bisa di carikan solusinya dengan menerapkan sistem CRM secara maksimal. Karena sistem ini sebenarnya bukan semata hanya sistem untuk   bisa memaksimalkan kerja team sales semata tapi ada beberapa hal yang pada akhirnya menjadi satu keunggulan dari sistem CRM untuk bisa meningkatkan kinerja dari perusahaan yang bersangkutan.

Seperti penjelasan beberapa hal berikut  yang akan makin menguatkan posisi CRM sebagai sebuah alat untuk mendukung perkembangan bisnis sebuah perusahaan. Pertama CRM adalah sebuah sistem yang terintegrasi  untuk membantu perusahaan memaksimalkan potensi yang di miliki oleh customer. Dengan begitu perusahaan akan  bisa mendapatkan beragam  informasi update dari customer dari mulai : keluhan customer, permintaan atau keinginan customer terhadap sebuah produk, hingga jenis-jenis service seperti apa yang sejatinya di inginkan  oleh customer.

Kedua CRM bisa menjadi alternatif solusi terbaik bagi perusahaan. Karena dengan melihat permasalahan yang disampaikan  oleh customer, pada akhirnya perusahaan akan bisa dengan mudah mencarikan solusi terbaik untuk customer. Karena dengan beragamnya karakter yang dimiliki oleh customer serta ber-variasinya produk hasil industri kreatif yang ada di Indonesia, pada akhirnya kesemuanya itu akan menghasilkan satu potensi bisnis yang menarik jika semua pihak bisa menjadi satu kesatuan yang nyata. Dan untuk mendukung ke semua hal  itu, ada baiknya bisa di mulai dengan optimalisasi sistem CRM sebagai sarana untuk lebih mendekatkan perusahaan dengan customer-nya.

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Hubungi sekarang
1
💬 Butuh bantuan?
Scan the code
Halo, selamat datang di Barantum. 👋
Barantum adalah penyedia aplikasi CRM, Omnichannel Chat, dan Call Center Software untuk kebutuhan bisnis dan perusahaan.

Jika Anda memiliki pertanyaan, Anda bisa menghubungi kami dengan mengklik "Hubungi sekarang".