Anda merasa bingung saat harus memilih tools untuk bisnis? Apalagi kalau pilihannya banyak, semua kelihatan oke, dan masing-masing punya keunggulan sendiri.
Nah, saat bicara soal sistem CRM (Customer Relationship Management), salah satu pilihan yang sering bikin dilema adalah: mau pakai open source CRM atau closed source?
Kalau Anda sedang dalam fase ini, tenang, bukan hanya Anda yang bingung. Di artikel ini, kita akan bahas secara ringan tapi lengkap: apa itu open source CRM, perbedaannya dengan closed source, siapa yang cocok pakai, dan tentu saja kelebihan serta kekurangannya.
Yu, baca artikelnya sampai selesai!
Daftar Isi
Apa Itu Open Source CRM?
Sebelum memutuskan sistem mana yang cocok, kita harus paham dulu definisinya. Karena istilah seperti “open source” kadang terdengar teknis, padahal konsep dasarnya cukup sederhana.
Open source CRM adalah sistem CRM yang kode programnya tersedia secara terbuka dan bisa diubah sesuai kebutuhan pengguna.
Jadi kalau Anda punya tim teknis, Anda bisa sesuaikan tampilannya, alurnya, bahkan menambah fitur sendiri. Sistem ini biasanya gratis, atau hanya butuh biaya server dan pengembangan saja.
Tapi ingat, dengan kebebasan besar datang juga tanggung jawab besar, open source CRM butuh perhatian lebih dari sisi teknis dan keamanan.
Baca Juga: Pelajari CRM (Customer Relationship Management) & Fungsinya
Open Source vs Closed Source: Apa Bedanya?
Setelah tahu definisi open source CRM, saatnya kita membandingkannya dengan saudara “resminya”, closed source CRM.
Banyak bisnis yang lebih dulu kenal sistem ini karena umumnya ditawarkan oleh vendor-vendor besar.
Closed source CRM adalah sistem yang dikembangkan oleh penyedia software, dan tidak bisa diutak-atik sesuka hati.
Anda tinggal pakai sesuai paket langganan, lengkap dengan dukungan teknis dan pembaruan otomatis.
Biar lebih jelas, yuk lihat perbedaannya lewat tabel berikut:
Aspek | Open Source CRM | Closed Source CRM |
Akses Kode Sumber | Terbuka, bisa dimodifikasi | Tertutup, tidak bisa dimodifikasi |
Biaya | Umumnya gratis, tapi ada biaya pengembangan & server | Berbayar (berlangganan), termasuk support dan hosting |
Fleksibilitas | Sangat fleksibel (bisa disesuaikan) | Terbatas pada fitur yang disediakan vendor |
Keamanan | Tergantung kemampuan tim Anda | Ditangani vendor profesional |
Dukungan Teknis | Komunitas atau tim internal | Support resmi dari vendor |
Kebutuhan Teknis | Tinggi (butuh developer/IT internal) | Rendah (siap pakai) |
Kelebihan dan Kekurangan Open Source CRM
Nah, setelah tahu perbedaannya, mari kita bahas sisi plus dan minus dari open source CRM secara lebih detail.
Karena tidak ada sistem yang benar-benar sempurna, maka keputusan terbaik biasanya bergantung pada kondisi dan kebutuhan Anda.
Kelebihan | Kekurangan |
Fleksibel dan bisa disesuaikan dengan mudah | Membutuhkan tim teknis atau developer |
Biaya lisensi rendah atau bahkan gratis | Perlu investasi waktu dan biaya untuk maintenance |
Tidak tergantung pada satu vendor tertentu | Risiko keamanan jika tidak ditangani dengan benar |
Cocok untuk proyek jangka panjang & unik | Kurang cocok untuk bisnis yang butuh hasil cepat |
Kelebihan dan Kekurangan Closed Source CRM
Kalau Anda ingin solusi yang lebih praktis dan siap pakai, closed source CRM bisa jadi pilihan. Tapi tentu saja, tetap ada sisi kurangnya.
Berikut adalah rangkuman kelebihan dan kekurangan closed source CRM:
Kelebihan | Kekurangan |
Siap pakai dan mudah digunakan | Tidak bisa dikustomisasi terlalu dalam |
Dukungan teknis langsung dari vendor | Terikat dengan vendor (vendor lock-in) |
Update dan keamanan ditangani oleh pihak ketiga | Biaya langganan bisa mahal untuk skala besar |
Cocok untuk tim non-teknis atau perusahaan kecil | Fitur tambahan biasanya perlu upgrade paket |
Siapa yang Cocok Menggunakan Open atau Closed Source CRM?
Untuk membantu Anda lebih yakin, berikut ringkasan siapa yang cocok menggunakan masing-masing jenis CRM:
Open Source CRM cocok untuk:
- Perusahaan teknologi, startup, atau enterprise dengan tim developer internal.
- Bisnis yang butuh fleksibilitas tinggi dan ingin kendali penuh atas sistemnya.
- Anda yang ingin menyimpan data secara lokal atau di server sendiri.
- Organisasi dengan anggaran terbatas tapi punya SDM teknis kuat.
Closed Source CRM cocok untuk:
- UMKM, perusahaan menengah, atau tim sales non-teknis.
- Anda yang ingin solusi praktis, tinggal pakai, tanpa repot teknis.
- Bisnis yang butuh CRM stabil, aman, dan rutin diperbarui.
- Anda yang lebih nyaman dengan support resmi dari vendor.
Open Source vs Closed Source: Mana yang Lebih Baik?
Setelah tahu semua kelebihan dan kekurangan masing-masing, lalu mana yang lebih baik?
Jawabannya tetap kembali ke kebutuhan Anda. Open source CRM bagus untuk Anda yang ingin sistem fleksibel dan siap berinvestasi di aspek teknis.
Sementara closed source CRM cocok untuk yang ingin efisiensi, kemudahan, dan support langsung dari vendor.
Kalau Anda masih galau, jangan buru-buru memutuskan. Banyak vendor CRM seperti Barantum yang menawarkan uji coba dan konsultasi agar Anda bisa menyesuaikan pilihan dengan realita bisnis Anda.
Yang penting, bukan soal ikut tren, tapi soal memilih sistem yang bisa mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang.
CRM Specialist and SEO Content Writer.
As CRM Specialist and SEO Content Writer I craft compelling content that enhances brand identity and drives engagement, leveraging my expertise to connect with audiences and boost conversions.