Highlight

  • Prompt adalah kunci utama agar chatbot AI bisa memberi balasan relevan, jelas, dan sesuai kebutuhan pelanggan.
  • Kesalahan umum yang sering terjadi antara lain: prompt terlalu panjang, tidak fokus, ambigu, atau tanpa arahan jelas.
  • Proses membuat prompt efektif meliputi: menulis instruksi jelas, menguji hasil, dan memperbarui sesuai kasus yang terjadi.
  • Tips penting: tentukan tujuan chat, gunakan bahasa natural sesuai audiens, sisipkan emosi seperlunya, dan tetapkan format jawaban.

Dengan Barantum Omnichannel & WhatsApp Official API, chatbot AI bisa melayani pelanggan 24/7, terhubung ke CRM, dan memastikan setiap interaksi tercatat rapi.

Pernahkah Anda merasa hasil balasan dari AI justru membingungkan, terlalu panjang, atau malah tidak nyambung? Padahal Anda sudah merasa prompt-nya cukup jelas.

Masalah tersebut bukan pada AI-nya. Melainkan pada cara kita memberikan instruksi atau prompt. Sehingga prompt yang salah arah bisa membuat pengalaman pelanggan buruk, reputasi brand menurun, atau menghilangkan peluang penjualan.

Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!

Apa Itu Prompt AI?

Prompt AI

Prompt AI adalah perintah atau arahan yang diberikan kepada sistem AI agar dapat menghasilkan respons yang relevan. Sehingga mampu berfungsi sebagai layanan pelanggan otomatis berbasis AI. Respons ini bisa dalam bentuk perintah, pertanyaan, hingga skenario roleplay seperti menjadi customer service yang ramah dan profesional.

Ibarat Anda berbicara pada seorang asisten pribadi, semakin jelas dan tepat Anda menyampaikan maksudnya, semakin baik hasil yang diberikan.

Namun tidak seperti manusia, AI tidak bisa “mengira-ngira” maksud Anda sehingga jadi setiap kata dan arah prompt akan sangat memengaruhi hasil akhirnya.

Kesalahan Umum dalam Menulis Prompt AI

Tidak sedikit pebisnis yang merasa sudah “ngasih perintah ke AI”, tapi hasilnya justru membingungkan, kaku, atau tidak sesuai harapan.

Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan paling umum yang sering terjadi saat menulis prompt AI:

  1. Pertama, prompt terlalu panjang dan tidak fokus. Sehingga membuat AI sulit menentukan inti jawaban.
  2. Selanjutnya, menggunakan istilah teknis yang tidak familiar, yang bisa membingungkan pelanggan dan AI sekaligus.
  3. Tidak menyertakan arahan atau CTA, membuat percakapan berhenti tanpa tujuan yang jelas.
  4. Gaya bahasa tidak sesuai audiens, misalnya terlalu formal untuk target yang kasual.
  5. Menggabungkan terlalu banyak permintaan dalam satu paragraf, yang berisiko membuat jawaban tidak fokus.
  6. Tidak menetapkan format atau batasan panjang jawaban, sehingga balasan AI bisa terlalu panjang atau tidak rapi.
  7. Lupa memberikan konteks tambahan, padahal AI perlu memahami situasi untuk merespons dengan akurat.
  8. Menggunakan kalimat multitafsir atau ambigu, yang membuat AI salah memahami maksud prompt.
  9. Terakhirm tidak melakukan uji coba A/B, padahal variasi prompt bisa menghasilkan performa yang berbeda.

Alur Membuat Prompt Chatbot AI

Prompt perlu diuji, dievaluasi, dan dikembangkan sesuai kebutuhan bisnis serta kasus nyata yang muncul.

Berikut alur praktis membuat prompt chatbot AI:

1. Membuat Copy Prompt

Ada dua cara yang bisa Anda gunakan di tahap awal:

a. Gunakan AI untuk membuat prompt dari awal.

Pertama, jika Anda bingung bagaimana membuat prompt, Anda bisa menggunakan bantuan AI dalam membuat prompt.

Masukkan detail yang diperlukan di dalam prompt, contohnya gaya bahasa, tujuan, spesifikasi format jawaban, siapa audiens yang dituju,dan lainnya. Sehingga dari detail tersebut, AI bisa menghasilkan draft prompt yang siap Anda gunakan.

Contoh Prompt:
Saya ingin membuat chatbot AI. Detail kebutuhan saya:

– Gaya bahasa: ramah dan profesional
– Tujuan: membantu customer support di bidang e-commerce
– Format jawaban: singkat, jelas, dan berbentuk poin jika perlu
– Audiens: pelanggan online shop usia 20–35 tahun

Tolong buatkan prompt chatbot AI yang sesuai dengan detail di atas.

b. Gunakan AI untuk mengoreksi prompt yang sudah Anda buat.

Sering kali kita merasa prompt sudah jelas, padahal masih ada bagian yang ambigu atau terlalu umum. Di sinilah AI bisa membantu memberikan masukan.

Cukup minta AI untuk menilai apakah prompt Anda sudah spesifik, apakah instruksinya mudah dipahami, dan bagian mana yang perlu diperbaiki. Sehingga Anda bisa mendapatkan versi prompt yang lebih fokus, terstruktur, dan relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Contoh Prompt:
Periksalah prompt chatbot AI di bawah ini, apakah ada yang kurang dan bisa didetailkan?
Kamu adalah chatbot AI untuk customer support e-commerce.
1. Gunakan gaya bahasa ramah dan profesional.
2. Jawaban harus singkat, jelas, dan gunakan poin-poin bila diperlukan.
3. Target audiensmu adalah pelanggan online shop berusia 20–35 tahun.
4. Tugasmu adalah membantu pelanggan dalam hal:
– Menjawab pertanyaan seputar produk
– Memberikan informasi tentang pembayaran, pengiriman, dan retur
– Membantu pelanggan menemukan solusi dengan cepat
– Menyampaikan informasi secara sopan, mudah dipahami, dan relevan

2. Pasang Prompt dan Evaluasi Hasilnya

Setelah prompt selesai dibuat, jalankan langsung di sistem AI Anda untuk melihat performanya. Perhatikan hasil respons yang muncul:

  • Apa jawaban yang diberikan sudah sesuai dengan knowledge?
  • Apa masih ada hal yang belum bisa dijawab oleh AI?

Tahap evaluasi ini sangat penting, karena prompt yang terlihat baik di satu situasi bisa saja kurang tepat di kasus lain.

Sehingga dengan menguji dan mencatat hasilnya, Anda bisa menemukan pola apa yang berhasil, lalu melakukan penyesuaian agar performa AI semakin optimal.

3. Tambahkan Prompt Sesuai Case yang Terjadi

Dalam praktiknya, sering muncul pertanyaan atau kebutuhan baru dari pelanggan yang belum tercakup di prompt awal. Jangan khawatir, Anda bisa menambahkan arahan baru agar prompt makin lengkap.

Bahkan, Anda bisa memanfaatkan AI (seperti GPT) untuk menyusun tambahan prompt yang lebih spesifik sesuai kasus yang terjadi.

Catatan penting: Prompt adalah dokumen yang hidup. Ia bisa terus berkembang sesuai case, tren bahasa, maupun kebutuhan bisnis. Sehingga jangan ragu untuk memperbarui dan menyempurnakan prompt secara berkala.

Tips Menulis Prompt AI yang Efektif

Tips Menulis Prompt AI

Bikin prompt AI itu mirip seperti memberikan instruksi pekerjaan ke orang, kalau ingin hasilnya bagus, ya arahannya harus jelas.

Berikut panduan tips yang bisa dipakai dalam membuat prompt AI Anda makin bagus:

1. Tentukan Tujuan Chat

Pertama, sebelum Anda menulis prompt, tanyakan dulu ke diri sendiri: “Saya mau AI ini bantu apa, sih?” Kalau tujuannya tidak jelas, balasan dari AI juga bakal ngambang.

Contoh:
“Anda adalah Himin, seorang sales profesional dari perusahaan HiStore.
Lakukan perkenalan diri sekali jika belum terjadi percakapan.
Tugas Utama Anda:
1. Menggali Kebutuhan Pelanggan.
2. Menangani Pertanyaan dan Keluhan Pelanggan.
3. Mendorong Pelanggan Melakukan Pembelian.

Tujuan akhir Anda adalah membuat pelanggan merasa dipahami, terbantu, nyaman, dan akhirnya membeli produk Barantum yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka, dengan selalu memberikan informasi yang akurat dan relevan berdasarkan pengetahuan yang diberikan.”

2. Gunakan Instruksi yang Jelas

Selanjutnya, dari tujuan yang sudah dibuat, kita bisa detailkan kembali instruksi yang lebih jelas:

Contoh Prompt:
Tugas Utama:
1. Menangani Pertanyaan dan Keluhan Pelanggan:
• Jika Anda tidak dapat memberikan jawaban yang akurat berdasarkan informasi yang tersedia (termasuk dari datastore), atau jika pelanggan menanyakan hal yang sangat spesifik dan tidak tercakup dalam data seperti detail teknis, arahkan pelanggan untuk mengetik “Hubungi Sales”.
• Jika pelanggan menyampaikan keraguan umum yang jawabannya tersedia di datastore (contohnya seputar kemudahan penggunaan), berikan penjelasan singkat berdasarkan informasi tersebut. Namun, bila keraguannya bersifat lebih kompleks atau tidak tercantum di datastore, arahkan pelanggan dengan kalimat seperti: “Saya paham Bapak/Ibu masih mempertimbangkan beberapa hal. Untuk penjelasan lebih lengkap, tim sales kami siap membantu. Silakan ketik ‘Hubungi Sales’.”

“Catatan: Anda bisa juga manfaatkan fitur seperti Request AI to make prompt untuk bantu mengecek apakah prompt yang kamu buat sudah jelas atau belum.

3. Spesifikasi Format Jawaban AI yang Diinginkan

Mau jawabannya dalam bentuk paragraf pendek? Bullet point? Atau dua kalimat saja? Jangan asumsikan AI akan otomatis tahu. Katakan langsung.

Contoh Prompt:
– Gunakan emoji secukupnya sesuai konteks. Hindari emoji negatif.
– Selalu mulai baris baru setelah titik.
– Untuk memberikan penekanan (bold) pada teks, GUNAKAN SATU tanda bintang di awal dan akhir kata atau frasa yang ingin ditebalkan. Contoh: *ini teks tebal*. JANGAN GUNAKAN dua tanda bintang (**contoh**) atau format penekanan lainnya. Pastikan tidak ada spasi antara tanda bintang dan kata yang ditebalkan.
– Cukup kirimkan tautan atau link tanpa tanda kurung (), atau []. Contoh: https://www.barantum.com, bukan [https://www.barantum.com], (https://www.barantum.com), atau (https://www.barantum.com)[https://www.barantum.com]

4. Gunakan Bahasa Natural

Hindari gaya yang terlalu kaku. Arahkan AI untuk memakai bahasa yang sesuai dengan gaya komunikasi brand kamu, apakah itu formal, santai, atau seperti ngobrol kasual.

Contoh Prompt:
Gaya ngobrol:
– Panggil customer dengan sebutan Bapak/Ibu.
– Gunakan bahasa Indonesia yang sopan tapi santai.
– Jangan terdengar seperti AI. Jadilah seperti orang sungguhan: hangat, membantu, dan responsif.

5. Sisipkan Emosi Sesuai Target Audiens

Chat yang dingin dan datar kadang bikin pelanggan malas lanjut ngobrol. Namun, kalau Anda sisipkan sedikit rasa hasilnya bisa sangat berbeda.

Contoh Prompt:
– Sesekali, setelah customer menjelaskan masalah atau kebutuhannya, berikan respons singkat yang menunjukkan pemahaman atau rangkum poin utama sebelum memberikan solusi. Contoh: “Saya paham, Bapak/Ibu, efisiensi tim memang sangat krusial ya.” atau “Baik Bapak/Ibu, jadi prioritasnya adalah untuk meningkatkan [kebutuhan customer], betul?” Gunakan ini secara alami dan tidak berlebihan.

6. Hindari Kalimat Terlalu Umum atau Bertele-tele

Kalimat seperti “Tolong bantu buat balasan yang bagus” itu terlalu luas. Apa maksudnya “bagus”? Untuk siapa? Dalam situasi apa? Semakin spesifik prompt Anda, semakin relevan hasil dari AI.

Contoh Prompt:
Penutupan percakapan:
– Jika semua pertanyaan sudah terjawab dan customer belum membeli (setelah ditawari promo spesifik), dorong kembali dengan ajakan ringan dan ramah untuk membeli produk yang telah direkomendasikan.
– Jika customer sudah membeli produk, ucapkan terima kasih.
– Jika belum jelas apakah sudah beli produk atau belum, tetap beri kesempatan untuk tanya lagi dan tawarkan membeli produk yang relevan secara halus.

7. Uji Prompt Secara Berkala untuk Optimasi

Terakhir, uji prompt secara berkala. Jangan anggap satu prompt cocok selamanya. Seiring waktu, gaya pelanggan berubah, tren bahasa berkembang, dan kebutuhan bisnis juga bisa bergeser.

new cta_crm_19

Sediakan Layaan 24/7 dengan Chatbot AI WhatsApp Barantum

Kalau Anda sudah memahami cara membuat prompt yang efektif, langkah selanjutnya adalah memastikan chatbot bisa berjalan maksimal di kanal utama pelanggan, yaitu WhatsApp.

Pertanyaannya, bagaimana caranya agar chatbot AI dapat melayani pelanggan nonstop 24/7 tanpa perlu khawatir ada chat yang terlewat? Jawabannya adalah dengan menggunakan Barantum Omnichannel yang terintegrasi dengan WhatsApp Official API.

Dengan sistem ini, setiap pesan pelanggan yang masuk melalui WhatsApp akan langsung tercatat otomatis di CRM. Sehingga data pelanggan tersimpan rapi dan bisa dipantau progresnya.

Chatbot AI akan merespons sesuai prompt yang sudah Anda siapkan, memberikan jawaban yang konsisten dan sesuai kebutuhan pelanggan.

FAQ Seputar Prompt AI

1. Apa ada maksimal karakter dalam membuat prompt?
Jawaban: Tidak ada.Namun, disarankan tidak memasukkan prompt dalam satu paragraf penuh.

2. Apa bisa mengedit dan memperbarui prompt?
Jawaban: Bisa.

3. Apa ada batas maksimal dalam pemperbarui prompt?
Jawaban: Tidak ada.

4. Apa bisa menjawab pertanyaan pelanggan yang pakai bahasa Inggris?
Jawaban: Bisa, Anda perlu memasukkan instruksi bahasa pada promt AI. Misalnya: Balas pesan pelanggan sesuai bahasa yang digunakan. Pelanggan yang pakai bahasa inggris jawab dengan bahasa Inggris.

5. Gimana tahu kalau prompt saya efektif?
Jawaban: Anda bisa mengetes hasil prompt-nya terlebih dulu dan lihat apakah respons AI sudah sesuai atau belum.

6. Apakah AI bisa baca singkatan?
Jawaban: Bisa.

7. Apakah AI bisa membaca gambar?
Jawaban: Bisa.

8. Bagaimana cara mengajari AI?
Jawaban: Dengan menyediakan file knowledge base yang diupload untuk dipelajari oleh AI.

Tertarik dengan Barantum?

all product

Jangan tunggu nanti, perubahan besar dimulai dari langkah kecil hari ini! Dapatkan uji coba gratis 7 hari. Daftar dan buat akun Barantum CRM Anda sekarang.

1
Scan the code