Zero party data adalah jenis data pelanggan yang diberikan secara langsung dan sukarela oleh pelanggan kepada bisnis.
Di tengah dunia digital yang makin padat informasi dan penuh gangguan, data ini bisa jadi nafas baru bagi bisnis yang ingin membangun hubungan yang lebih dalam dan autentik dengan pelanggannya.
Kalau selama ini Anda merasa susah membaca perilaku konsumen atau menebak-nebak keinginan mereka, zero party data bisa jadi jawabannya. Karena di sini, pelanggan sendirilah yang “berbicara” secara langsung. Mereka menyampaikan minat, kebutuhan, bahkan ekspektasi mereka tanpa Anda harus menebak-nebak lagi.
Dalam studi dari PwC, 82% konsumen menyatakan bersedia memberikan data pribadi mereka asal digunakan untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Artinya, selama brand mampu memberi nilai balik yang nyata, pelanggan akan terbuka.
Nah, di artikel ini kita akan bahas apa itu zero party data, apa bedanya dengan jenis data lain, kenapa penting banget buat Anda manfaatkan sekarang, serta bagaimana cara mendapatkannya secara etis dan mengelolanya agar bisa jadi senjata pemasaran yang powerful. Yuk kita mulai!
Daftar Isi
Apa Itu Zero Party Data?
Zero party data adalah data yang diberikan secara sadar, sukarela, dan eksplisit oleh pelanggan kepada sebuah brand.
Pelanggan memberikan zero party data secara sadar, sukarela, dan eksplisit kepada sebuah brand. Data ini bukan hasil pelacakan atau pembelian dari pihak ketiga, melainkan berasal langsung dari komunikasi yang terjadi antara pelanggan dan bisnis.
Beberapa contoh zero party data:
- Warna atau model produk yang disukai
- Alasan mereka membeli produk
- Kapan mereka butuh pengingat promo
- Jenis diskon yang disukai
- Media komunikasi yang mereka pilih (email, WhatsApp, dsb.)
Karena disampaikan langsung, data ini jauh lebih akurat, tidak manipulatif, dan menghargai privasi pelanggan. Ini membentuk dasar relasi yang lebih sehat dan transparan.
Apa Perbedaan Zero Party Data, First Party Data, Second Party Data, dan Third Party Data?
Mungkin Anda pernah mendengar istilah lain seperti first party atau third party data. Nah, biar tidak salah strategi, Anda perlu tahu perbedaan masing-masing jenis data pelanggan ini.
Jenis Data |
Sumber |
Cara Mendapatkan |
Contoh |
Zero Party | Pelanggan langsung | Form, quiz, survey, polling | “Saya suka produk warna pastel”, “Saya hanya ingin diskon bulanan” |
First Party | Aktivitas pelanggan | Riwayat transaksi, klik | Halaman yang dikunjungi, produk yang dilihat, durasi kunjungan |
Second Party | Mitra bisnis | Tukar data dengan partner | Data pelanggan dari platform partner |
Third Party | Pihak ketiga | Data broker (biasanya dibeli) | Data demografi umum, perilaku pengguna di luar brand Anda |
Jadi, bisa dibilang zero party adalah yang paling personal dan disetujui langsung, sementara third party adalah yang paling jauh dan sering kali rentan masalah privasi.
Keunggulan Zero Party Data
Mengapa zero party data mulai jadi andalan marketer modern? Karena pelanggan sekarang bukan cuma ingin dilayani, mereka ingin dihargai, dimengerti, dan dilibatkan. Mereka tidak ingin ditebak, tapi diajak bicara. Dan zero party data memungkinkan hal itu terjadi.
1. Didapat Langsung dari Pelanggan Secara Sukarela
Pelanggan tahu apa yang mereka bagikan. Tidak ada yang disadap, dilacak, atau dikumpulkan diam-diam. Ini membangun kepercayaan dan komunikasi dua arah.
2. Akurat Sesuai Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Kalau pelanggan bilang mereka sedang mencari produk untuk kulit sensitif, Anda tak perlu menebak dari browsing history. Mereka sudah menyampaikan dengan jelas. Ini membuat pendekatan jadi tepat sasaran.
3. Meningkatkan Personal Experience
Anda bisa sesuaikan email campaign, promo WhatsApp, hingga rekomendasi produk sesuai preferensi pelanggan. Pelanggan akan merasa: “Wah, brand ini ngerti saya banget.”
4. Meningkatkan Trust dan Loyalitas Pelanggan
Pelanggan merasa dihargai dengan pengumpulan data yang transparan. Ini membangun loyalitas yang tahan lama. Sebaliknya, pengalaman yang mengecewakan bisa memutus hubungan.
Menurut PwC, 32% konsumen akan meninggalkan brand jika pengalaman yang diterima tidak konsisten, dan 8% akan langsung berhenti beli setelah satu pengalaman buruk.
5. Mempermudah Segmentasi dan Automasi Marketing
Punya data preferensi langsung dari pelanggan memungkinkan Anda buat segmen super-relevan. Misalnya: segmen pencinta diskon, pencari produk vegan, atau mereka yang tertarik pada peluncuran baru.
Cara Mendapatkan Zero Party Data dengan Etis dan Efektif
Tantangan terbesar bukan hanya soal mengumpulkan data, tapi bagaimana caranya supaya pelanggan mau memberi dengan sukarela dan merasa nyaman.
Berikut beberapa pendekatan yang bisa Anda terapkan:
1. Gunakan Form Interaktif seperti WhatsApp Flows
Alih-alih link survey panjang, gunakan alur pertanyaan satu per satu di WhatsApp. Interaksinya terasa seperti ngobrol, bukan diwawancara. Ini meningkatkan respons dan kenyamanan pelanggan.
2. Buat Kuis atau Mini Survey tentang Preferensi
Kuis seperti “Skincare Routine yang Ideal” bisa menjadi sarana mengumpulkan data tanpa terasa invasif. Pelanggan merasa sedang bermain, bukan diminta data.
3. Ajukan Pertanyaan saat Onboarding atau Registrasi
Di awal interaksi, ketika pelanggan mendaftar atau membuat akun, manfaatkan momen itu untuk bertanya hal sederhana: minat utama, alasan membeli, atau jenis promo favorit.
4. Beri Insentif: Diskon, Akses Eksklusif, dll
Berikan insentif kepada pelanggan, seperti diskon atau akses eksklusif, agar mereka lebih terbuka membagikan preferensinya. Contohnya: “Isi preferensi Anda & dapatkan diskon 20% untuk pembelian berikutnya.”
5. Minta Feedback Langsung melalui WhatsApp atau Email
Setelah pembelian, tanyakan: “Apa yang Anda sukai dari produk kami?” Feedback ini tidak hanya membangun relasi, tapi juga jadi zero party data berkualitas.
Kelola Zero Party Data secara Efektif dengan Barantum CRM
Barantum CRM membantu Anda mengelola zero party data secara efektif. Daripada hanya menyimpannya di Excel atau membiarkannya tercecer di berbagai folder, kamu bisa langsung mengatur dan memanfaatkannya dalam satu sistem terpadu.
1. Kumpulkan dan Lakukan Survey melalui WhatsApp
Pertama, gunakan WhatsApp API dari Barantum untuk menyebar pertanyaan interaktif. Setiap jawaban masuk otomatis ke sistem, tanpa perlu input manual.
Baca Juga: WhatsApp Business API: Panduan A-Z Lengkap
2. Simpan dan Segmentasi Data Pelanggan secara Terpusat
Tim sales, marketing, dan CS bisa mengakses semua informasi pelanggan, mulai dari nama, preferensi, hingga feedback yang tersimpan rapi dalam satu dashboard.
3. Personalisasi Penawaran berdasarkan Minat dan Preferensi
Selanjutnya, Barantum memungkinkan Anda menyesuaikan penawaran sesuai data pelanggan. Misalnya, pelanggan yang tertarik pada “produk ramah lingkungan” akan dikirimi katalog sesuai minat itu.
4. Follow Up Otomatis Berdasarkan Data Preferensi Pelanggan
Sistem secara otomatis menghubungi pelanggan saat ada promo yang sesuai dengan preferensi mereka, tanpa perlu mengirim reminder secara manual.
5. Perluas Jangkauan Pelanggan dengan Integrasi Omnichannel
Barantum menyatukan semua saluran komunikasi seperti WhatsApp, email, telepon, media sosial dalam satu sistem. Ini menjaga konsistensi komunikasi, yang mana jadi kunci loyalitas pelanggan.
Dengan pendekatan yang baik, sistem yang tepat, dan pemanfaatan data yang cerdas Anda bisa menciptakan pengalaman yang personal, menyenangkan, dan bikin pelanggan ingin kembali lagi.
Ingat, pelanggan bukan hanya ingin beli. Namun, mereka ingin dimengerti. Dan zero party data adalah cara paling manusiawi untuk melakukannya.
Kalau Anda ingin mulai mengelola data pelanggan dengan cara yang lebih smart dan terukur, kini saatnya Anda menggunakan Barantum!

CRM Specialist and SEO Content Writer.
As CRM Specialist and SEO Content Writer I craft compelling content that enhances brand identity and drives engagement, leveraging my expertise to connect with audiences and boost conversions.