Satukan Semua Channel Komunikasi dalam Satu Platform

Pantau dan balas pesan dari berbagai channel tanpa berpindah aplikasi dengan sistem Omnichannel.
hero cta omnichannel

Cara Mengatasi Leads yang Double Follow Up oleh Sales

Cara Mengatasi Leads yang Double Follow Up oleh Sales

Highlight

  • Double follow-up adalah kondisi ketika satu prospek dihubungi lebih dari satu sales dalam waktu yang berdekatan karena tidak adanya sistem pencatatan dan distribusi leads yang jelas.
  • Kondisi ini membuat pelanggan merasa tidak nyaman, menurunkan kredibilitas bisnis, dan menyebabkan proses penjualan menjadi tidak efisien.
  • Dengan Barantum CRM, seluruh leads terpusat, riwayat interaksi tercatat otomatis, dan penugasan sales dilakukan otomatis sehingga double follow-up dapat dihindari sepenuhnya.

Mengatasi leads double follow up adalah langkah penting agar proses penjualan berjalan profesional, terstruktur, dan efisien. Banyak bisnis mengalami masalah ini tanpa sadar, terutama ketika tim sales semakin besar dan jumlah leads terus bertambah. Jika Anda pernah mendengar pelanggan berkata, “Kok ada dua orang dari perusahaan yang hubungi saya?”, itu tanda sistem follow-up belum terkelola dengan baik.

Masalah ini bukan hanya mengganggu pelanggan, tetapi juga menciptakan ketidakefektifan dalam tim internal. Anda bisa kehilangan peluang closing karena pelanggan merasa bingung, tidak nyaman, dan menganggap bisnis Anda tidak profesional. Karena itu, memahami cara mengatasi leads double follow up menjadi langkah penting untuk menjaga reputasi bisnis dan meningkatkan konversi penjualan.

Daftar Isi

Apa Itu Double Follow-Up Leads?

Double follow-up leads adalah kondisi ketika satu prospek dihubungi lebih dari satu sales dalam waktu yang berdekatan. Biasanya ini terjadi karena data leads tidak tercatat dengan baik, tidak ada koordinasi antar tim, atau tidak ada sistem yang mengatur siapa yang bertanggung jawab menghubungi prospek tersebut. Akibatnya, prospek menerima pesan atau panggilan berkali-kali dengan tujuan yang sama, bahkan terkadang berulang dengan konten follow-up yang mirip.

Masalah double follow-up ini terlihat sederhana, tetapi sebenarnya bisa memberikan dampak besar bagi proses penjualan. Ketika pelanggan merasa bahwa bisnis tidak terorganisir atau tidak mengetahui riwayat komunikasi sebelumnya, mereka dapat kehilangan kepercayaan bahkan sebelum melakukan pembelian. Karena itu, memahami fenomena ini bukan hanya soal manajemen internal, tetapi juga soal menjaga pengalaman pelanggan agar tetap profesional dan terstruktur.

Leads Management Software

Dampak Double Follow-Up bagi Proses Penjualan

Selain berdampak pada persepsi pelanggan, double follow-up juga dapat menyulitkan sales dalam memantau prioritas leads. Situasi ini membuat pipeline penjualan tidak akurat, menyita waktu tim, dan pada akhirnya menghambat potensi closing.

1. Menurunkan Kepercayaan Pelanggan

Ketika pelanggan mendapatkan chat atau telepon berkali-kali dari tim sales yang berbeda, mereka mungkin mulai mempertanyakan profesionalitas bisnis Anda. Mereka bisa menganggap bahwa perusahaan tidak memiliki catatan komunikasi yang jelas atau tim internal tidak terkoordinasi dengan baik. Jika ini terjadi, rasa percaya pelanggan akan menurun dan mereka bisa ragu untuk melanjutkan proses pembelian.

Selain itu, pelanggan bisa merasa bahwa bisnis tidak menghargai waktu mereka. Prospek ingin merasa dihormati dan diperlakukan secara personal, bukan sebagai kontak acak yang dikejar banyak sales. Jika pengalaman awal saja sudah membingungkan, mereka mungkin memilih pindah ke kompetitor yang terlihat lebih rapi dan teratur dalam proses sales-nya.

2. Merusak Citra Profesional Tim Sales

Double follow-up tidak hanya berdampak pada pelanggan, tetapi juga pada reputasi tim sales. Ketika tim terlihat tidak terkoordinasi, kesannya bukan hanya kurang profesional, tetapi juga tidak memahami kebutuhan pelanggan secara menyeluruh. Hal ini tentu akan mempengaruhi cara pelanggan menilai kompetensi tim.

Jika terus terjadi, hal ini juga berpotensi menurunkan motivasi internal sales lain. Sales yang sudah bekerja keras follow-up satu prospek dengan baik mungkin akan merasa usahanya sia-sia jika kemudian prospek tersebut dihubungi ulang oleh orang lain. Kondisi ini bisa memicu konflik internal dan menurunkan semangat kerja tim secara keseluruhan.

3. Membuat Pelanggan Merasa Tidak Nyaman

Bagi sebagian pelanggan, menerima follow-up berkali-kali terasa seperti tekanan atau spam. Mereka bisa merasa terganggu, bahkan kesal, terutama jika follow-up dilakukan tanpa jeda waktu atau tidak relevan dengan situasi sebelumnya. Semakin sering komunikasi yang tidak terkoordinasi terjadi, semakin besar kemungkinan pelanggan memblokir kontak atau mengabaikan pesan.

Selain itu, pelanggan bisa merasa bahwa mereka hanya dianggap sebagai target penjualan, bukan orang yang sedang dibantu menemukan solusi. Ketika pelanggan merasa tidak nyaman, persepsi negatif itu bisa bertahan lama dan memengaruhi keputusan pembelian hingga ke depannya.

4. Mengganggu Alur Follow-Up yang Seharusnya

Dalam proses penjualan, setiap follow-up idealnya dilakukan secara bertahap sesuai dengan strategi komunikasi yang sudah direncanakan. Ketika terjadi double follow-up, alur tersebut menjadi tidak beraturan dan membuat proses penjualan sulit dipantau. Sales yang lain bisa saja mengulang pertanyaan yang sudah pernah dijawab atau memberikan penjelasan yang tidak sesuai tahap pembelian prospek.

Selain itu, prospek bisa kehilangan konteks karena menerima informasi berbeda dari orang yang berbeda. Hal ini menyebabkan proses penjualan menjadi tidak efisien dan memperbesar kemungkinan prospek keluar dari alur funnel penjualan karena merasa prosesnya tidak jelas dan tidak terarah.

5. Menyebabkan Ketidakefisienan Waktu dan Tenaga

Double follow-up juga membuat waktu dan energi tim sales tidak digunakan secara optimal. Alih-alih fokus pada leads baru atau prospek yang lebih siap closing, sebagian waktu justru habis pada proses komunikasi yang seharusnya sudah selesai. Hal ini menyebabkan pipeline menjadi tidak efisien dan memperlambat produktivitas tim secara keseluruhan.

Selain itu, manajemen juga akan kesulitan mengukur keberhasilan follow-up jika banyak duplikasi interaksi. Data yang tidak akurat membuat analisis performa sales menjadi bias dan sulit digunakan untuk evaluasi maupun perencanaan strategi penjualan berikutnya.

Penyebab Terjadinya Double Follow-Up oleh Sales

Selain itu, kurangnya visibilitas terhadap riwayat komunikasi juga ikut memperburuk situasi. Ketika satu sales tidak mengetahui bahwa prospek sudah dihubungi oleh sales lain, maka follow-up berulang akan sulit dihindari. Karena itu, identifikasi penyebabnya adalah langkah pertama sebelum mencari solusi.

1. Tidak Ada Sistem Pencatatan Aktivitas Sales

Salah satu penyebab paling umum dari double follow-up adalah tidak adanya sistem yang mencatat aktivitas sales secara terpusat. Banyak sales masih menggunakan spreadsheet, catatan manual, atau chat pribadi untuk menyimpan data prospek. Kondisi ini membuat informasi sulit diakses oleh anggota tim lain.

2. Leads Tidak Terdistribusi dengan Jelas

Ketika perusahaan tidak memiliki sistem pembagian leads yang terstruktur, maka potensi dua atau lebih sales menghubungi leads yang sama menjadi sangat besar. Beberapa bisnis bahkan masih menggunakan metode manual seperti group chat untuk menentukan siapa yang akan follow-up.

Distribusi leads yang tidak jelas tidak hanya menyebabkan overlap follow-up, tetapi juga menciptakan kompetisi tidak sehat di dalam tim. Hal ini dapat merusak budaya kerja dan efektivitas proses penjualan.

Baca juga: Leads Management System: Fungsi dan Manfaatnya

3. Minimnya Visibilitas Riwayat Follow-Up

Terkadang sales tidak mengetahui apakah prospek sudah dihubungi sebelumnya karena tidak ada akses terhadap log riwayat interaksi. Ketika riwayat follow-up tidak terdokumentasi, sales lain mungkin mengira prospek belum dihubungi dan memutuskan untuk follow-up ulang.

Kurangnya visibilitas ini menyebabkan salah asumsi, alur komunikasi yang tidak konsisten, dan pengalaman pelanggan yang tidak terkelola dengan baik.

4. Komunikasi Internal Tim Kurang Optimal

Selain faktor sistem, masalah double follow-up juga bisa disebabkan oleh koordinasi internal yang kurang efektif. Misalnya, sales tidak melaporkan progress follow-up ke tim, atau tidak ada pertemuan rutin untuk membahas status leads.

Ketika komunikasi internal tidak teratur, setiap anggota tim bekerja dengan informasinya masing-masing. Hal ini membuat strategi follow-up tidak sinkron dan meningkatkan risiko overlapping.

5. Penggunaan Banyak Channel Tanpa Integrasi

Banyak bisnis kini menggunakan berbagai platform untuk mendapatkan leads, seperti WhatsApp, Instagram, email, website, dan marketplace. Namun, tanpa integrasi sistem, data leads akan tersebar dan sulit dikelola.

Ketika channel tidak terhubung ke satu database terpusat, sales tidak dapat melihat apakah prospek yang sama datang dari platform lain dan sudah ditindaklanjuti. Ini adalah salah satu penyebab double follow-up yang paling sering terjadi pada bisnis modern.

Cara Mengatasi Double Follow-Up Leads oleh Sales

Dengan menggabungkan teknologi dan tata kelola tim, masalah ini dapat dikurangi bahkan dihilangkan sepenuhnya. Berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan:

1. Gunakan Sistem CRM untuk Data Terpusat

CRM membantu menyimpan seluruh data leads dalam satu sistem sehingga tim tidak perlu mencari-cari catatan di platform berbeda. Dengan database terpusat, setiap sales dapat melihat siapa yang menangani leads dan kapan follow-up terakhir dilakukan.

Dengan begitu, proses penjualan menjadi lebih transparan dan terkontrol, sehingga risiko overlap follow-up berkurang drastis.

Omnichannel Barantum

2. Tetapkan Standarisasi Proses Follow-Up

Perusahaan perlu memastikan semua sales mengikuti alur follow-up yang sama. Dengan adanya SOP yang jelas, setiap sales mengetahui kapan harus menghubungi prospek dan kapan tidak perlu melakukan follow-up ulang.

Standarisasi ini juga memastikan nada komunikasi, pesan, dan strategi tetap konsisten sehingga pelanggan merasakan pengalaman yang profesional.

Menurut studi Speed to Lead yang dilakukan InsideSales (2007), bisnis yang merespons leads dalam lima menit mengalami konversi hingga 900%. (usehatchapp)

3. Lakukan Koordinasi Rutin Antar Sales

Pertemuan rutin seperti daily briefing atau weekly sales sync dapat membantu tim memastikan bahwa tidak ada leads yang follow-up berulang. Dalam sesi ini, setiap sales dapat membahas status leads dan memberikan update terkait progress penjualan.

Selain menghindari overlap, koordinasi rutin juga meningkatkan kolaborasi dan sinergi antar anggota tim.

 

4. Optimalkan Catatan Aktivitas dalam Setiap Follow-Up

Setiap interaksi dengan pelanggan harus dicatat dengan jelas, termasuk tanggal, media komunikasi, dan hasil percakapan. Dokumentasi yang baik membantu sales lain mengetahui progress sehingga tidak ada follow-up yang tidak diperlukan.

Dengan catatan lengkap, proses penjualan menjadi lebih mudah dipantau dan dianalisis oleh manajemen.

5. Terapkan Fitur Penugasan Leads yang Jelas

Sistem penugasan leads memastikan hanya sales tertentu yang memiliki tanggung jawab atas prospek tertentu. Dengan cara ini, tidak ada sales lain yang menghubungi pelanggan tanpa persetujuan atau tanpa mengetahui riwayat komunikasi sebelumnya.

Penugasan ini juga membantu perusahaan mengukur performa sales dengan lebih objektif.

6. Edukasi Sales Mengenai Prosedur dan SOP Follow-Up

Pelatihan sales secara berkala sangat penting untuk memastikan seluruh tim memahami alur kerja dan aturan dalam proses follow-up. Edukasi ini membantu menciptakan keseragaman yang meminimalkan terjadinya double follow-up.

Jika sales memahami pentingnya pencatatan, koordinasi, dan penggunaan sistem, risiko overlap dapat dikurangi secara signifikan.

7. Hindari Follow-Up Manual di Banyak Platform

Follow-up secara manual melalui WhatsApp, email, atau telepon tanpa sistem yang mendukung hanya membuka peluang terjadinya kesalahan. Dengan menghindari cara kerja manual dan menggantinya dengan sistem yang terintegrasi, proses akan menjadi lebih terkontrol dan efektif.

Selain lebih efisien, cara ini membantu memastikan bahwa seluruh riwayat follow-up tercatat dan dapat dilacak dengan mudah.

Cara Mengatasi Double Follow-Up dengan Barantum CRM

Barantum CRM hadir sebagai solusi untuk memastikan seluruh aktivitas sales tercatat, terstruktur, dan tereksekusi sesuai alur penjualan. Selain itu, Barantum memberikan visibilitas penuh terhadap status leads dan aktivitas tim sehingga manajemen dapat memantau performa secara real-time dan membuat keputusan lebih cepat dan tepat.

1. Sistem Leads Terpusat dalam Satu Dashboard

Barantum CRM menyatukan seluruh leads dari berbagai channel seperti WhatsApp, website, sosial media, dan telepon ke dalam satu dashboard. Dengan database terpusat ini, Anda tidak perlu lagi mengecek data satu per satu dari platform berbeda.

Sistem terintegrasi ini memastikan setiap sales dapat melihat status leads secara langsung sehingga tidak ada follow-up yang tumpang tindih.

2. Riwayat Interaksi Tersimpan Secara Real-Time

Semua interaksi yang dilakukan sales tercatat otomatis dalam sistem Barantum CRM. Riwayat chat, panggilan, atau catatan follow-up dapat dilihat oleh seluruh tim sehingga tidak ada duplikasi komunikasi.

Dengan adanya akses ke riwayat interaksi, proses penjualan menjadi lebih akurat dan personal karena setiap sales dapat melanjutkan percakapan dari konteks yang sudah ada.

3. Penugasan Leads Otomatis ke Sales

Barantum CRM memungkinkan pembagian leads otomatis sesuai aturan yang Anda tentukan, seperti berdasarkan kuota, performa, atau rotasi. Dengan sistem ini, setiap sales mendapatkan leads yang sesuai tanpa perlu rebutan.

Baca juga: Round Robin: Pengertian, Manfaat dan Cara Kerjanya

4. Notifikasi Penugasan dan Pengalihan Leads

Untuk memastikan tidak ada miskomunikasi, Barantum CRM memberikan notifikasi ketika terjadi perubahan penugasan leads. Fitur ini memastikan setiap anggota tim mengetahui update yang terjadi dan dapat menyesuaikan strategi follow-up.

Dengan notifikasi real-time, proses menjadi lebih terkontrol dan tidak ada interaksi yang terlewat atau ganda.

5. Dashboard Monitoring Aktivitas Sales Secara Real-Time

Barantum CRM menyediakan dashboard untuk memantau performa sales, progress leads, dan aktivitas follow-up secara langsung. Dengan monitoring ini, manajemen dapat mengambil tindakan korektif jika menemukan adanya indikasi double follow-up.

Pemantauan real-time ini juga membantu meningkatkan akurasi pipeline sehingga strategi penjualan dapat berjalan lebih optimal.

6. Manajemen Pipeline Penjualan yang Jelas

Dengan pipeline yang terstruktur, Barantum CRM membantu tim sales mengetahui tahapan prospek saat ini. Dengan begitu, tim melakukan setiap follow-up berdasarkan status terbaru sehingga mereka dapat menghindari follow-up yang salah atau berlebihan.

Pipeline ini juga memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap potensi closing dan prioritas leads.

Manfaat Menggunakan Barantum CRM untuk Menghilangkan Double Follow-Up

Dengan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan strategi follow-up yang terarah, peluang closing akan meningkat sehingga memberikan dampak langsung terhadap pendapatan bisnis Anda.

1. Pelanggan Mendapat Pengalaman yang Konsisten

Dengan sistem yang terorganisir, pelanggan mendapatkan pengalaman komunikasi yang jelas, tertib, dan tidak berulang. Hal ini menciptakan kesan profesional dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap bisnis Anda.

Pengalaman pelanggan yang baik secara langsung meningkatkan kemungkinan closing dan menciptakan loyalitas jangka panjang.

2. Sales Lebih Produktif dan Efisien

Dengan alur kerja yang jelas dan sistem penugasan otomatis, sales dapat fokus pada prospek yang memiliki peluang tertinggi. Hal ini meningkatkan efisiensi waktu dan energi sehingga produktivitas tim meningkat secara keseluruhan.

Efisiensi ini juga membantu meningkatkan performa individu maupun tim dalam jangka panjang.

3. Data Lebih Akurat dan Terpusat

Data yang akurat dan terpusat membantu bisnis mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tepat, bukan asumsi.

Dengan data yang terorganisir, bisnis dapat meningkatkan strategi penjualan berdasarkan insight nyata, bukan perkiraan.

4. Meningkatkan Koordinasi dan Kolaborasi Tim

Barantum CRM membantu menciptakan transparansi informasi antar tim sehingga tidak ada miskomunikasi yang menyebabkan overlap follow-up. Dengan sistem yang terintegrasi, tim dapat bekerjasama lebih efektif dan harmonis.

Koordinasi yang baik menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan meningkatkan semangat tim untuk mencapai target.

5. Mempercepat Proses Penjualan Secara Menyeluruh

Dengan alur yang tertata dan proses follow-up yang terkontrol, prospek dapat bergerak lebih cepat menuju tahap closing. Bisnis dapat menghemat waktu sekaligus mempercepat konversi.

Peningkatan kecepatan penjualan membantu bisnis meningkatkan revenue dalam waktu yang lebih singkat.

Jadwalkan Demo Barantum CRM Sekarang

Hero All Product Barantum

Apabila Anda ingin menghentikan double follow-up dan meningkatkan produktivitas tim sales, Barantum CRM adalah solusi yang tepat. Dengan fitur lengkap dan sistem yang terintegrasi, Anda dapat membangun proses penjualan yang jauh lebih efektif, efisien, dan profesional.

Klik tombol demo sekarang dan rasakan bagaimana Barantum CRM membantu bisnis Anda bekerja lebih rapi, terukur, dan siap scale-up tanpa mengorbankan pengalaman pelanggan.

Tertarik dengan Barantum?

all product
Jangan tunggu nanti, perubahan besar dimulai dari langkah kecil hari ini! Dapatkan uji coba gratis 7 hari. Daftar dan buat akun Barantum CRM Anda sekarang.

hero cta omnichannel

Kelola Semua Chat Secara Terpusat

Balas pesan dari berbagai channel tanpa pindah aplikasi.
1
Scan the code