Perbedaan Hard Selling dan Soft Selling

Apa Anda pernah mendengar istilah hard selling dan soft selling? Bagi Anda yang terjun langsung dalam pemasaran produk atau jasa, tentu pernah mendengar kedua hal tersebut. Tahukah Anda ada perbedaan hard selling dan soft selling yang signifikan bagi bisnis.

Meski memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu mendapatkan pelanggan dan memperbanyak penjualan, fungsi penggunaan kedua metode tersebut berbeda. Nah, jika Anda melihat sebuah postingan di media sosial atau website mengenai sebuah produk dengan kalimat:

Kembali Hadir! Pre Order ke-3 produk terlaris yang disukai banyak orang hingga ludes terjual hanya dalam 3 hari. Dapatkan potongan harga sebanyak 25% + 5% bagi 50 pemesan pertama.

Menurut Anda, apakah kalimat di atas termasuk dalam hard selling atau soft selling? Sebelum Anda menjawabnya, yuk ketahui perbedaan hard selling dan soft selling terlebih dahulu.

Apa Itu Hard Selling?

Hard selling merupakan metode penjualan yang dilakukan dengan bahasa yang lugas dan to the point. Sehingga secara gamblang atau terang-terangan menunjukkan bahwa mereka sedang melakukan promosi sebuah produk atau jasa.

Pada metode ini pun terlihat agresif karena bahasa yang digunakan seakan menyuruh pelanggan untuk cepat-cepat membeli produk/jasa yang mereka tawarkan. Karena tujuan dari hard selling adalah membuat pelanggan membeli saat itu juga.

Namun, di sisi lain metode hard selling ini meski umumnya tidak terlalu disukai pelanggan, tapi adakalanya dapat membantu mereka yang bimbang karena hard selling cukup meyakinkan pelanggan untuk melakukan transaksi pembelian dalam tempo yang singkat.

Oleh sebab itu, hard selling dapat berfungsi untuk mempengaruhi pelanggan melakukan transaksi langsung (dengan cepat) dan membuat mereka membeli produk dengan jumlah tertentu sesuai penawaran diskon ataupun insentif yang berlaku saat promosi.

Apa Itu Soft Selling?

Soft selling adalah metode penjualan secara halus dimana bahasa yang digunakan lebih cenderung persuasif (membujuk secara halus). Sehingga membuat pelanggan penasaran dan mencari tahu lebih dalam mengenai produk yang ditawarkan.

Berbeda dengan metode hard selling yang terkesan agresif. Pada soft selling lebih kepada pendekatan secara halus bahkan pelanggan tidak menyadari secara langsung sedang ditawarkan sebuah produk tertentu.

Tujuan dari soft selling ini tidak hanya untuk memperoleh pelanggan dan menghasilkan penjualan. Namun, metode ini lebih menekankan untuk melakukan pendekatan dan membangun hubungan dengan pelanggan serta membangun reputasi bisnis maupun brand awareness. Sehingga soft selling memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan hard selling.

Apa Perbedaan Hard Selling dan Soft Selling?

perbedaan hard selling dan soft selling

Dari kedua pengertian di atas, Anda dapat memiliki gambaran terkait perbedaan antara keduanya. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, berikut beberapa perbedaan hard selling dan soft selling:

1. Jangka waktu penjualan

Pada hard selling, jangka waktu penjualan lebih singkat atau pendek dibandingkan dengan soft selling.

Hard selling yang memiliki strategi agar pelanggan melakukan pembelian dalam waktu cepat membuat jangka waktu penjualan hard selling lebih singkat.

Sedangkan pada soft selling yang bertujuan untuk membangun hubungan dan reputasi brand cenderung dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama. Untuk mencapai potensi pelanggan loyal lebih tinggi, Anda bisa menerapkan soft selling dalam bisnis Anda.

2. Potensi pembelian

Proses transaksi yang cepat dan cenderung agresif pada hard selling memang membuat penjualan menjadi lebih cepat pula. Namun, pelanggan umumnya jadi hanya membeli saat terdapat promo yang ditawarkan. Hal itu karena kurangnya kedekatan yang terjalin antara pelanggan dan bisnis ataupun brand awareness. Pelanggan pun cenderung mencoba produk-produk lainnya yang sedang promo.

Di sisi lain, pada soft selling berpotensi pelanggan melakukan pembelian berulang. Hal itu karena terdapat kedekatan pelanggan dan bisnis dan brand awareness pada diri mereka.

3. Hubungan pelanggan dan brand

Meski tidak seluruh bisnis mengalami hal ini, namun umumnya pelanggan yang berburu promo cenderung lebih rendah menjalin hubungan dengan bisnis. Pada penjualan hard selling yang cenderung agresif, membuat pelanggan membeli dengan tergesa-gesa. Biasanya metode hard selling berpengaruh signifikan pada pelanggan yang berperilaku impulsif sehingga mudah melakukan transaksi dengan cepat.

Sedangkan pada soft selling pelanggan memilki hubungan dengan bisnis lebih kuat karena mereka mencari tahu terlebih dahulu produk atau jasa yang ditawarkan. Dari rasa penasaran itulah yang membuat pelanggan lebih mengenal bisnis dan produk/jasa yang ditawarkan.

4. Bidang industri

Metode hard selling umumnya digunakan oleh industri ansuransi, perbankan atau telemarketing. Sedangkan, pada soft selling umumnya digunakan dalam bidang manufaktur, konsultan, dan content marketing.

Contoh perbedaan bahasa hard selling dan soft selling

Berikut contoh perbedaan hard selling dan soft selling:

  • Hard selling

PROMO MURAH MERIAH DISKON HINGGA 70%! Beli Sekarang, Besok Harga Kembali Normal!

Banyak produk kecantikan baru yang di-launching hari ini. Jangan sampai Anda melewatkan kesempatan meraih diskon besar-besaran karena hanya berlaku pada hari ini saja.

Bagi Anda pengguna kartu kredit Bank XY bisa mendapatkan tambahan diskon 5%. Plus tambahan diskon 5% khusus member setia kami. (minimal telah menjadi member selama 1 tahun).

Kunjungi website atau e-commerce official kami sekarang!

  • Soft Selling

Kulitmu jadi kering dan kasar saat musim hujan? Rasanya pasti nggak nyaman. Apalagi harus sering beraktivitas di luar ruangan yang lebih mengurangi kelembapan kulitmu.

Bagian kulit yang lebih terdampak saat musim hujan ada di telapak tangan. Banyaknya aktivitas pekerjaan, seringkali nggak ada waktu untuk melakukan perawatan kulit.

Untungnya, kini ada lho cara melembabkan kulit tangan dengan cepat, praktis, dan mudah dibawa dan disimpan dimana saja saat beraktivitas. Yaitu, pakai hand cream berukuran mini yang pas di kantong.

Hand Cream beraroma lavender yang lembut cocok banget kamu yang tidak ingin memiliki kulit kering. Hanya dengan oleskan sedikit hand cream di tangan, lalu ratakan akan menjaga kelembapan kulitmu.

Yuk, buktikan sendiri manfaatnya.

Hard Selling dan Soft Selling, Mana Yang Terbaik?

Hard selling maupun soft selling dapat melengkapi satu sama lain. Anda bebas untuk memilih metode mana yang paling tepat untuk digunakan pada bisnis Anda.

Jika Anda masih bingung atau ragu, tidak ada salahnya mencoba menerapkan kedua metode tersebut. Sehingga Anda dapat mengetahui metode mana yang paling sesuai untuk bisnis.

Kini, Anda lebih mengetahui perbedaan hard selling dan soft selling. Jadi, apa jawaban Anda untuk pertanyaan di awal pembahasan ini? Apakah Anda sudah tahu kalimat tersebut termasuk hard selling atau soft selling? Tuliskan jawaban Anda di kolom komentar ya.

Software CRM dan Call Center Terbaik by Barantum

Rekomendasi Artikel

    1. Optimalkan Customer Journey Bisnis Anda dengan WhatsApp API
    2. 6 Aplikasi Call Center Terbaik di Indonesia
    3. Apa itu Call Center? Pengertian dan Fungsi Call Center
    4. Simak Cara WhatsApp Business API Meningkatkan Layanan Pelanggan
    5. Atasi Kesalahan Strategi Marketing dengan Software Omnichannel

Jadwalkan Demo

Segera jadwalkan demo dengan tim kami dan dapatkan gambaran bagaimana Barantum bisa membantu bisnis Anda.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Hubungi sekarang
1
💬 Butuh bantuan?
Scan the code
Halo, selamat datang di Barantum. 👋
Barantum adalah penyedia aplikasi CRM, Omnichannel Chat, dan Call Center Software untuk kebutuhan bisnis dan perusahaan.

Jika Anda memiliki pertanyaan, Anda bisa menghubungi kami dengan mengklik "Hubungi sekarang".