Menjalankan bisnis tanpa proyeksi penjualan yang jelas ibarat menavigasi kapal tanpa kompas; Anda mungkin tetap bergerak, tetapi arah dan tujuan bisa melenceng. Di tengah dinamika pasar yang terus berubah, sales forecasting menjadi alat penting untuk membantu bisnis memperkirakan pendapatan di masa depan dengan lebih terukur. Bukan sekadar menebak-nebak, praktik ini memanfaatkan data historis dan tren untuk membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dan strategis. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu sales forecasting, perbedaannya dengan target penjualan, serta bagaimana Anda bisa menerapkannya secara efektif di bisnis Anda.
Daftar Isi
Apa Itu Sales Forecasting?
Sales forecasting adalah aktifitas dimana Anda memperkirakan jumlah penjualan yang kemungkinan besar akan dicapai dalam periode tertentu. Biasanya, Anda menyusun prediksi ini berdasarkan data historis, tren pasar, serta faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, musim, atau perilaku konsumen. Ibarat melihat peta cuaca sebelum berlayar, Anda menggunakan sales forecasting untuk membaca potensi “cuaca bisnis” yang akan dihadapi—apakah langit cerah dan menjanjikan, atau justru muncul badai yang harus diantisipasi.
Namun, sales forecasting bukan sekadar soal angka. Dengan melakukannya, Anda bisa merancang strategi pemasaran secara lebih terukur, mengelola stok dengan efisien, merencanakan kebutuhan tenaga kerja secara tepat, dan mengatur anggaran operasional dengan lebih bijak. Saat Anda memahami arah pasar lebih awal, Anda tak perlu menunggu krisis datang. Sebaliknya, Anda bisa bergerak cepat, menyesuaikan langkah sebelum masalah muncul dan menjaga bisnis tetap berada di jalur yang sehat.
Perbedaan Sales Forecasting dan Target Penjualan
Meski sering dianggap serupa, sales forecasting dan target penjualan sebenarnya memiliki fungsi dan pendekatan yang berbeda. Sales forecasting adalah estimasi berbasis data dan analisis; seperti ramalan cuaca yang membantu Anda bersiap sebelum bepergian. Ia bersifat realistis, mencerminkan kemungkinan hasil yang akan terjadi berdasarkan tren historis dan kondisi pasar saat ini.
Sementara itu, target penjualan adalah sasaran strategis yang ditetapkan oleh perusahaan. Angka ini tidak selalu mencerminkan kenyataan, tetapi menjadi motivasi atau tolok ukur yang ingin dicapai oleh tim penjualan. Jika forecasting berfungsi sebagai kompas yang menunjukkan arah, maka target adalah tujuan akhir dari perjalanan tersebut. Keduanya saling melengkapi; satu memberikan panduan objektif, yang lain mendorong semangat pencapaian.
“Sebanyak 82% bisnis menyebut forecasting sebagai hal yang krusial dalam proses perencanaan dan penganggaran mereka.”
sumber: Aberdeen Group
Mengapa Sales Forecasting Penting untuk Bisnis
Dalam dunia bisnis yang terus berubah, kemampuan memprediksi arah penjualan menjadi aset strategis. Sales forecasting bukan sekadar alat bantu, melainkan pondasi untuk pengambilan keputusan yang lebih cerdas dan terukur. Berikut beberapa alasan mengapa praktik ini begitu krusial bagi pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis:
1. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Dengan informasi prediktif dari hasil forecast, manajemen tidak lagi mengandalkan intuisi semata. Mereka dapat merancang strategi penjualan yang lebih tajam, mengalokasikan anggaran secara efisien, dan menentukan prioritas dengan lebih akurat.
2. Perencanaan Operasional yang Efektif
Sales forecasting memberikan gambaran permintaan di masa depan, yang sangat membantu tim operasional dalam menyusun rencana produksi, pengadaan stok, distribusi, hingga kebutuhan tenaga kerja. Hasilnya: proses berjalan lebih lancar, efisien, dan minim pemborosan.
3. Peningkatan Kinerja Bisnis
Dengan memahami pola penjualan dan tren pasar, perusahaan dapat mengidentifikasi area pertumbuhan potensial, memperbaiki strategi yang kurang efektif, serta mendorong kinerja tim menjadi lebih optimal.
4. Mitigasi Risiko
Tidak semua periode penjualan berjalan mulus. Saat Anda mulai melihat tanda-tanda penurunan, sales forecasting langsung memberi sinyal dini. Dengan informasi ini, Anda bisa segera mengambil langkah preventif; mengatur ulang pasokan, meluncurkan promo, atau memperketat kontrol arus kas; sehingga Anda bisa menekan risiko sebelum berubah menjadi masalah besar.
Baca juga: Sales Monitoring: Cara Efektif Pantau Tim Penjualan
Jenis-Jenis Metode Sales Forecasting Secara Umum
Dalam praktiknya, metode sales forecasting dibagi menjadi dua kategori utama: kualitatif dan kuantitatif. Pemilihan metode sangat bergantung pada ketersediaan data, skala bisnis, dan tujuan analisis.
1. Metode Kualitatif
Metode ini lebih mengandalkan intuisi, opini ahli, atau wawancara pelanggan untuk memperkirakan penjualan. Cocok digunakan oleh bisnis baru atau ketika data historis belum memadai. Contoh pendekatannya termasuk survei pasar, panel ahli, atau metode Delphi. Meskipun tidak sepresisi pendekatan berbasis angka, metode ini tetap berharga dalam memahami arah tren dan sentimen pasar.
2. Metode Kuantitatif
Metode ini berbasis data numerik dan analisis statistik. Dengan memanfaatkan data historis, model matematis, atau algoritma machine learning, bisnis dapat menghasilkan prediksi yang lebih objektif dan terukur. Beberapa contoh pendekatan kuantitatif meliputi analisis regresi, time series, moving average, dan model prediktif otomatis melalui software CRM.
“Forecasting bukan tentang meramalkan masa depan, tetapi tentang mengurangi ketidakpastian.”
Paul Saffo, Technology Forecaster and Futurist
Baca juga: 10 Rekomendasi Software Sales Terbaik untuk Bisnis
Langkah-Langkah Melakukan Sales Forecasting
Untuk mendapatkan hasil sales forecasting yang akurat dan dapat diandalkan, Anda perlu mengikuti tahapan secara sistematis. Gunakan delapan langkah utama berikut sebagai panduan dalam menyusun forecast penjualan yang efektif:
1. Kumpulkan Riwayat Data Penjualan
Langkah awal yang krusial adalah mengumpulkan data penjualan historis secara menyeluruh. Data ini mencakup volume penjualan, jenis produk atau layanan, perilaku pembelian pelanggan, serta periode waktu tertentu. Semakin lengkap dan rapi data yang dimiliki, semakin kuat pondasi prediksi yang bisa dibangun.
2. Pilih Metode Forecasting
Tentukan metode forecasting yang paling sesuai dengan kondisi bisnis Anda. Apakah akan menggunakan pendekatan kualitatif (berbasis intuisi dan opini ahli), kuantitatif (berbasis data dan statistik), atau kombinasi keduanya? Pemilihan metode ini akan sangat berpengaruh terhadap akurasi dan relevansi hasil prediksi.
3. Analisis Faktor Eksternal
Jangan hanya mengandalkan data internal. Pertimbangkan pula faktor eksternal seperti tren industri, kondisi ekonomi, perilaku konsumen, musim, regulasi pemerintah, hingga pergerakan kompetitor. Semua faktor ini dapat mempengaruhi dinamika pasar dan berdampak langsung pada performa penjualan Anda.
4. Tentukan Periode Forecasting
Pilih rentang waktu yang paling relevan dengan kebutuhan bisnis Anda, seperti mingguan, bulanan, kuartalan, atau tahunan. Misalnya, bisnis ritel mungkin membutuhkan prediksi mingguan untuk mengatur stok, sementara perusahaan B2B bisa lebih cocok dengan forecast bulanan atau kuartalan.
5. Penerapan Metode Forecasting
Gunakan tools yang sesuai untuk menerapkan metode forecasting yang Anda pilih, baik secara manual lewat spreadsheet maupun secara otomatis melalui sistem CRM. Dengan begitu, Anda dapat mengolah data secara efisien dan menghasilkan prediksi yang siap untuk ditindaklanjuti.
6. Validasi dan Sesuaikan Forecast
Setelah hasil forecast diperoleh, bandingkan dengan data aktual dari periode sebelumnya. Jika terdapat deviasi yang signifikan, lakukan analisis penyebab dan sesuaikan model prediksi agar lebih akurat di periode berikutnya.
7. Review dan Perbarui Secara Berkala
Pasar selalu berubah, begitu juga dengan perilaku konsumen dan dinamika industri. Oleh karena itu, proses forecasting perlu ditinjau dan diperbarui secara berkala agar hasilnya tetap relevan dan mencerminkan kondisi terbaru.
8. Gunakan CRM untuk Forecasting Otomatis
Untuk meningkatkan efisiensi, gunakan sistem CRM yang menyediakan fitur sales forecasting otomatis. Dengan Barantum CRM, Anda bisa memprediksi penjualan secara real-time berdasarkan data historis, aktivitas tim sales, dan pipeline yang sedang berjalan; semuanya langsung dari satu dashboard yang mudah Anda operasikan.
Baca juga : Rekomendasi 10 Software CRM Terbaik Untuk Bisnis Anda
Tantangan dalam Sales Forecasting
Meskipun sales forecasting memberikan banyak manfaat strategis, implementasinya tidak selalu berjalan mulus. Beberapa tantangan umum dapat mempengaruhi akurasi dan efektivitas prediksi, terutama jika bisnis belum memiliki sistem yang terintegrasi atau pendekatan yang tepat. Berikut beberapa kendala yang sering dihadapi:
1. Ketidakpastian Pasar dan Perilaku Konsumen
Pasar yang dinamis dan perilaku konsumen yang cepat berubah menjadi salah satu tantangan terbesar dalam forecasting. Misalnya, tren digital yang tiba-tiba viral, perubahan regulasi, atau krisis global seperti pandemi bisa secara drastis menggeser permintaan. Prediksi yang awalnya terlihat akurat bisa menjadi usang dalam waktu singkat jika tidak responsif terhadap perubahan tersebut.
2. Keterbatasan Data yang Akurat dan Terintegrasi
Anda membutuhkan data yang lengkap, akurat, dan mudah diakses untuk menghasilkan forecasting yang andal. Namun, banyak bisnis masih menyimpan data di berbagai sistem, tidak memperbaruinya secara real-time, atau tidak mencatat aktivitas penjualan dengan konsisten. Akibatnya, proses peramalan menjadi bias, bersifat spekulatif, dan sulit Anda andalkan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat.
3. Minimnya Tools Pendukung
Masih banyak perusahaan—terutama skala kecil hingga menengah—yang mengandalkan spreadsheet manual untuk melakukan forecasting. Selain memakan waktu, metode ini sangat rentan terhadap kesalahan input dan sulit diukur secara objektif. Kurangnya tools otomatisasi juga menyulitkan tim untuk menyesuaikan strategi dengan cepat berdasarkan perubahan kondisi lapangan.
“Perusahaan yang memiliki sales forecasting akurat berpeluang 10% lebih besar mengalami pertumbuhan pendapatan setiap tahunnya.”
Salesforce, Laporan State of Sales
Solusi Sales Forecasting Lebih Akurat dengan Barantum CRM
Dalam dunia bisnis yang bergerak cepat, Anda membutuhkan data real-time dan sistem terintegrasi untuk menghasilkan sales forecasting yang akurat. Barantum CRM menjawab kebutuhan tersebut dengan menghadirkan solusi lengkap yang membantu Anda memperkirakan penjualan secara lebih presisi dan efisien.
Melalui fitur forecasting otomatis, Barantum mengolah data historis, pipeline penjualan, dan aktivitas pelanggan untuk menyajikan prediksi yang dapat Anda andalkan dalam menyusun strategi bisnis.
Tak hanya itu, tampilan dashboard yang intuitif memudahkan tim sales dan manajemen untuk memantau tren penjualan secara visual—tanpa perlu analisis manual yang rumit. Anda dapat segera melihat deviasi dari target, mengidentifikasi potensi kendala, serta menyesuaikan strategi penjualan dengan cepat. Dengan Barantum, proses forecasting bukan hanya menjadi lebih akurat, tapi juga lebih praktis, transparan, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih cerdas.
Cara Kerja Sales Forecasting Menggunakan Barantum CRM
Barantum CRM dirancang untuk menyederhanakan proses sales forecasting melalui sistem yang cerdas dan terotomatisasi. Berikut adalah tahapan cara kerjanya:
1. Pengumpulan Data
Semua data penting seperti riwayat penjualan, aktivitas pelanggan, status deal, hingga perkembangan pipeline penjualan secara otomatis tercatat di sistem Barantum. Hal ini menghilangkan kebutuhan input manual yang sering kali memicu kesalahan dan keterlambatan.
2. Analisis Data
Setelah data terkumpul, sistem akan menganalisis pola historis dan tren penjualan terkini. Proses ini mempertimbangkan faktor-faktor internal seperti performa tim sales, serta faktor eksternal seperti musim, pasar, atau perubahan perilaku pelanggan.
3. Pembuatan Model Prediksi
Dengan dukungan algoritma prediktif dan teknologi machine learning, Barantum membangun model forecasting yang dapat menyesuaikan dengan dinamika pasar. Model ini terus belajar dari data baru, sehingga akurasi prediksi semakin meningkat seiring waktu.
4. Pemantauan dan Evaluasi
Pada Dashboard Barantum akan ditampilkan setiap hasil forecast secara visual, sehingga tim dapat langsung memantau performa penjualan dibandingkan dengan prediksi. Jika terjadi penyimpangan signifikan atau perubahan pasar, tim dapat segera memperbarui forecast agar tetap relevan dan tepat sasaran.
Dengan sistem yang terintegrasi, Barantum CRM membantu tim memprediksi angka penjualan secara akurat sekaligus memperkuat proses pengambilan keputusan strategis berbasis data.
“Bisnis yang menerapkan forecasting berbasis data mengalami efisiensi operasional 15% lebih tinggi dibandingkan yang tidak.”
Harvard Business Review (dipublikasikan dalam berbagai studi kasus tentang supply chain & finance forecasting)
Permudah Sales Forecasting Bisnis Anda dengan Barantum CRM
Dalam dunia bisnis yang penuh ketidakpastian, Anda bisa menciptakan keunggulan kompetitif dengan membuat keputusan berbasis data akurat.
Barantum menyuguhkan fitur forecasting otomatis, visualisasi data yang interaktif, dan integrasi penuh dengan aktivitas tim sales. Dengan kombinasi ini, Anda dapat memperkirakan penjualan secara lebih presisi. Lebih dari itu, Barantum memudahkan Anda mengenali tren sejak dini, menyusun strategi yang lebih tajam, dan menghindari risiko akibat prediksi yang tidak akurat.
Kini, Anda tak perlu lagi mengandalkan intuisi semata untuk menyusun rencana penjualan. Dengan Barantum CRM, Anda mengambil keputusan strategis berdasarkan data real-time yang valid dan terukur. Hasilnya, Anda bisa melangkah lebih pasti dan mencapai target penjualan secara berkelanjutan.