Highlight

  • Customer Retention Rate (CRR) adalah persentase pelanggan yang bertahan dalam periode tertentu.
  • Tingkat CRR yang tinggi menunjukkan loyalitas pelanggan dan berdampak positif pada profitabilitas.
  • Perhitungan CRR dilakukan dengan menghitung pelanggan awal, pelanggan akhir, lalu menerapkan rumus.
  • Rumus CRR: (Pelanggan Akhir ÷ Pelanggan Awal) × 100%
  • Benchmark CRR berbeda tiap industri: SaaS (35–40%), Retail (55–65%), E-commerce (25–30%), Layanan Finansial (75–80%), Telekomunikasi (70–75%), Hospitality/Hotel (50–60%).
  • Faktor yang memengaruhi CRR antara lain kualitas produk, pengalaman pelanggan, kepuasan, personalisasi, layanan, harga, dan program loyalitas.
  • Barantum CRM dapat meningkatkan CRR melalui omnichannel chat, AI chatbot, follow-up automation, WhatsApp loyalty, ticketing, broadcast, dan analytics real-time.

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, menjaga pelanggan lama seringkali lebih menguntungkan daripada sekadar mencari pelanggan baru. Studi Harvard Business Review menunjukkan bahwa biaya mendapatkan pelanggan baru bisa lima hingga 25 kali lebih mahal dibandingkan mempertahankan pelanggan lama. Itulah mengapa retention rate menjadi salah satu indikator paling penting untuk menilai kesehatan bisnis Anda.

Baca juga: Pelanggan Lama vs Pelanggan Baru, Mana Lebih Penting?

Namun, banyak pemilik bisnis masih bingung apa itu retention rate, bagaimana cara menghitung retention rate dengan benar, hingga strategi untuk meningkatkannya. Artikel ini akan membahas secara lengkap mulai dari pengertian, rumus retention rate, contoh penerapan, benchmark tiap industri, hingga cara efektif meningkatkan retention rate dengan bantuan Barantum CRM.

Apa itu Customer Retention Rate?

Customer Retention Rate (CRR) adalah persentase pelanggan yang tetap bertahan menggunakan produk atau layanan bisnis Anda dalam periode tertentu.

Secara sederhana, retention rate artinya seberapa baik perusahaan menjaga hubungan dengan pelanggan agar mereka tidak berpindah ke kompetitor.

Jika perusahaan mampu menjaga tingkat retensi pelanggan tetap tinggi, maka pendapatan lebih stabil dan biaya akuisisi bisa ditekan. Sebaliknya, retention rate rendah menunjukkan adanya masalah pada layanan, pengalaman pelanggan, atau kualitas produk.

Mengapa Customer Retention Rate Penting Bagi Bisnis?

Retention rate adalah salah satu indikator loyalitas pelanggan. Bisnis yang sukses biasanya memiliki retention rate tinggi karena pelanggan puas dan tetap memilih produk mereka.

Beberapa alasan mengapa retention rate penting:

  • Menghemat biaya pemasaran. Mempertahankan pelanggan lebih murah dibandingkan mencari yang baru.
  • Meningkatkan profitabilitas. Pelanggan loyal biasanya melakukan pembelian lebih sering.
  • Memperkuat brand. Pelanggan lama sering merekomendasikan produk kepada orang lain.
  • Stabilitas bisnis. Perusahaan dengan retention rate tinggi lebih tahan menghadapi persaingan.

CTA - 2025

Bagaimana Cara Menghitung Customer Retention Rate?

Customer retention rate (CRR) membantu bisnis memahami seberapa baik mereka mempertahankan pelanggan dari waktu ke waktu. Dengan menghitungnya secara rutin, perusahaan bisa melihat tren loyalitas pelanggan dan mengevaluasi efektivitas strategi retensi yang dijalankan. Berikut langkah-langkah menghitung CRR:

1. Menentukan Periode Pengukuran

Langkah pertama adalah menetapkan periode waktu yang ingin dianalisis. Pilihan umum biasanya bulanan, kuartalan, atau tahunan, tergantung pada siklus bisnis Anda. Misalnya, bisnis SaaS bisa memilih perhitungan bulanan, sementara ritel mungkin lebih relevan menggunakan kuartalan.

2. Menghitung Jumlah Pelanggan Awal (C1) di Awal Periode

Catat jumlah pelanggan aktif yang Anda miliki tepat di awal periode tersebut. Angka ini akan menjadi dasar pembanding untuk mengetahui seberapa banyak pelanggan yang tetap bertahan.

3. Menghitung Jumlah Pelanggan yang Bertahan (C2) di Akhir Periode

Hitung kembali jumlah pelanggan yang masih menggunakan produk atau layanan Anda di akhir periode. Penting untuk diingat, pelanggan baru selama periode ini tidak dihitung agar hasil lebih akurat. Fokus hanya pada pelanggan yang memang sudah ada sejak awal.

4. Menghitung Customer Retention Rate dengan Rumus yang Tepat

Gunakan rumus berikut untuk menghitung persentase retensi:

Retention Rate = (C2 ÷ C1) × 100%

Misalnya, jika pada awal periode Anda memiliki 500 pelanggan (C1) dan di akhir periode masih ada 400 pelanggan lama yang bertahan (C2), maka retention rate = (400 ÷ 500) × 100% = 80%.

Hasil ini menunjukkan bahwa 80% pelanggan memilih untuk tetap menggunakan produk atau layanan Anda selama periode tersebut.

Contoh Cara Menghitung Customer Retention Rate yang Tepat

Misalnya, sebuah bisnis memiliki 1.000 pelanggan di awal Januari. Pada akhir Januari, 850 pelanggan masih aktif, sementara sisanya berhenti.

Maka perhitungannya:

Retention Rate = (850 ÷ 1.000) × 100% = 85%

Artinya, 85% pelanggan tetap bertahan menggunakan layanan, dan retention rate bisnis ini bisa dikatakan cukup baik.

Berapa Benchmark Customer Retention Rate per Industri?

Setiap industri memiliki tingkat retensi pelanggan yang berbeda. Berikut gambaran rata-rata retention rate berdasarkan sektor:

Industri

Retention Rate Rata-rata

SaaS (Software)

35–40%

Retail

55–65%

E-commerce

25–30%

Layanan Finansial

75–80%

Telekomunikasi

70–75%

Hospitality/Hotel

50–60%

 

Ingin memastikan retention rate bisnis Anda di atas rata-rata industri? Gunakan Barantum CRM untuk memantau performa pelanggan secara real-time.Perilaku Pelanggan CRM

Apa Saja Faktor yang Memengaruhi Customer Retention Rate?

Customer retention rate tidak hanya ditentukan oleh satu aspek saja, melainkan kombinasi dari berbagai faktor yang saling berkaitan. Mulai dari kualitas produk, layanan, hingga bagaimana sebuah brand membangun hubungan dengan pelanggannya. Dengan memahami faktor-faktor ini, bisnis dapat menyusun strategi yang lebih efektif untuk menjaga loyalitas pelanggan sekaligus meningkatkan keuntungan jangka panjang.

1. Kualitas Produk atau Layanan

Kualitas adalah fondasi utama loyalitas pelanggan. Jika produk yang ditawarkan konsisten memenuhi ekspektasi, pelanggan tidak akan punya alasan untuk berpindah. Misalnya, layanan streaming yang stabil atau restoran yang menjaga rasa tetap sama dari waktu ke waktu. Sebaliknya, sekali saja kualitas turun, pelanggan bisa kehilangan kepercayaan. Oleh karena itu, monitoring kualitas secara rutin menjadi kunci menjaga retention rate.

2. Pengalaman Pelanggan (Customer Experience)

Customer experience mencakup semua interaksi pelanggan dengan bisnis Anda, mulai dari mencari informasi, proses pembelian, hingga after-sales. Pengalaman positif di setiap titik kontak (touchpoint) memperbesar peluang pelanggan bertahan. Contoh: kemudahan navigasi website, respon cepat customer service, atau suasana toko yang nyaman. Semua itu membangun persepsi yang baik dan membuat pelanggan lebih setia.

3. Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah indikator langsung dari retention rate. Jika pelanggan puas, mereka cenderung mengulang pembelian dan merekomendasikan bisnis Anda. Survei kepuasan (CSAT) atau feedback reguler bisa membantu menilai seberapa puas mereka. Penting juga untuk menindaklanjuti keluhan agar pelanggan merasa suaranya didengar.

4. Efektivitas Layanan Pelanggan (Customer Service)

Banyak riset menunjukkan bahwa pelanggan rela membayar lebih jika mendapatkan layanan pelanggan yang ramah dan responsif. Layanan customer service yang efektif tidak hanya soal kecepatan, tetapi juga soal empati dan solusi tepat. Satu pengalaman buruk dengan CS bisa membuat pelanggan pergi, sementara satu interaksi positif bisa mengubah mereka jadi pelanggan setia.

5. Personalisasi dalam Interaksi

Di era digital, pelanggan ingin diperlakukan secara unik, bukan sekadar angka. Dengan menyebut nama dalam email, memberikan rekomendasi produk sesuai riwayat belanja, atau mengucapkan selamat ulang tahun, perusahaan membuat pelanggan merasa dihargai. Sentuhan sederhana ini membangun kedekatan emosional yang sulit disaingi kompetitor.

6. Program Loyalitas dan Insentif

Program loyalitas seperti poin reward, cashback, atau diskon khusus pelanggan lama terbukti efektif menjaga retention rate. Strategi ini tidak hanya memberi keuntungan finansial bagi pelanggan, tapi juga menciptakan alasan emosional untuk kembali. Contoh paling nyata adalah program poin di ritel besar atau membership di maskapai penerbangan.

7. Harga dan Nilai yang Ditawarkan

Harga tetap menjadi pertimbangan utama, tetapi bukan satu-satunya faktor. Pelanggan akan tetap setia meski harga sedikit lebih tinggi, asalkan nilai yang mereka dapatkan sepadan. Nilai ini bisa berupa kualitas, layanan premium, kemudahan akses, atau garansi. Bisnis yang mampu menyeimbangkan harga dan value biasanya memiliki retention rate lebih tinggi

Baca juga: Value Proposition: Pengertian, Jenis, Elemen, & Contohnya

Strategi Meningkatkan Customer Retention Rate dengan Barantum CRMAplikasi CRM Barantum

Mengukur retention rate saja tidak cukup. Bisnis perlu strategi nyata untuk mempertahankannya. Di sinilah Barantum CRM hadir, bukan hanya sebagai alat pencatat data, tetapi sebagai solusi menyeluruh untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Dengan fitur-fitur modern, Barantum CRM memungkinkan bisnis memberikan pengalaman konsisten, personal, dan berkualitas tinggi di setiap interaksi pelanggan.

1. Personalisasi Layanan dengan Data Pelanggan

Barantum CRM menyimpan riwayat interaksi setiap pelanggan, mulai dari percakapan, pembelian, hingga preferensi produk. Dengan data ini, Anda bisa menawarkan rekomendasi yang sesuai kebutuhan mereka. Personalisasi ini membuat pelanggan merasa dihargai, sehingga hubungan jangka panjang bisa lebih mudah tercipta.

2. Tingkatkan Respon lewat Omnichannel Chat

Respon lambat seringkali menjadi alasan pelanggan pindah ke kompetitor. Dengan fitur omnichannel chat, semua saluran komunikasi seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, hingga email bisa dikelola dalam satu dashboard. Tim Anda tak perlu membuka banyak aplikasi, sehingga pelanggan selalu mendapat jawaban cepat dan konsisten.

3. Sediakan Layanan 24 Jam dengan AI Chatbot

Tidak semua pelanggan menghubungi di jam kerja. Untuk itulah AI Chatbot hadir, memberikan layanan otomatis 24/7. Chatbot bisa menjawab pertanyaan dasar, memproses pesanan, bahkan meneruskan masalah ke tim terkait.

4. Perkuat Konversi dengan Follow-Up Automation

Follow-up manual seringkali melelahkan dan rawan terlewat. Dengan follow up automation di Barantum CRM, Anda bisa mengatur follow up otomatis untuk menghubungi pelanggan sesuai jadwal.

5. Implementasi WhatsApp Loyalty Program

Barantum CRM memudahkan integrasi dengan WhatsApp Business API untuk membangun program loyalitas digital (WhatsApp Loyalty Program). Misalnya, pelanggan yang sering berbelanja bisa otomatis mendapat poin, voucher, atau diskon khusus. Hal ini meningkatkan engagement sekaligus memperkuat ikatan emosional pelanggan dengan brand Anda.

6. Naikkan Kepercayaan Pelanggan dengan Centang Biru

Di era digital, kepercayaan adalah segalanya. Dengan WhatsApp Business centang biru, brand Anda tampil lebih kredibel dan profesional. Pelanggan lebih yakin bahwa mereka berinteraksi dengan bisnis resmi, bukan akun palsu. Rasa aman ini menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan retention rate.

7. Kelola Keluhan Pelanggan dengan Ticketing

Keluhan pelanggan bisa menjadi bumerang jika tidak ditangani dengan baik. Barantum CRM menyediakan sistem ticketing untuk memproses setiap keluhan secara terstruktur. Setiap masalah tercatat, terpantau statusnya, dan bisa diselesaikan tepat waktu. Transparansi ini memberi rasa aman dan meningkatkan kepercayaan pelanggan.

8. Tawarkan Promo dengan Broadcast WhatsApp

Biasanya mengirim promo ke ribuan pelanggan memakan waktu lama. Dengan fitur broadcast WhatsApp atau WA blast, Anda bisa menyebarkan penawaran dengan cepat dan terarah. Anda juga dapat mempersonalisasi pesan agar pelanggan merasa kontennya relevan, bukan sekadar spam massal.

9. Pantau Kepuasan Pelanggan dengan CSAT dan NPS

Retention rate erat kaitannya dengan kepuasan pelanggan. Barantum CRM memungkinkan Anda mengukur Customer Satisfaction Score (CSAT) dan Net Promoter Score (NPS) secara real-time. Data tersebut dapat membantu Anda mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki sekaligus menjaga pelanggan tetap loyal.

10. Dashboard Laporan dengan Analytics Real-Time

Keputusan bisnis terbaik lahir dari data akurat. Barantum CRM menyediakan dashboard dengan analytics real-time yang menampilkan performa retention rate, kepuasan pelanggan, hingga tren penjualan. Dengan informasi ini, manajemen bisa mengambil langkah tepat untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.

Mulai Uji Coba Barantum CRM 7 Hari Sekarang!

Sekarang saatnya menjaga pelanggan Anda agar tidak berpaling ke kompetitor. Dengan Barantum CRM, Anda bisa menghitung, memantau, sekaligus meningkatkan retention rate secara otomatis.

Tertarik dengan Barantum?

all product

Jangan tunggu nanti, perubahan besar dimulai dari langkah kecil hari ini! Dapatkan uji coba gratis 7 hari. Daftar dan buat akun Barantum CRM Anda sekarang.

1
Scan the code