Highlight

  • Cross selling adalah strategi penjualan dengan menawarkan produk/layanan tambahan relevan kepada pelanggan.
  • Strateginya beragam: bisa dengan produk tambahan, paket bundling, bergabung membership, hingga after-sales.
  • Dengan cross selling bisa naikkan ATV (Average Transaction Value), loyalitas, revenue pelanggan lama, efisiensi akuisisi, dan hubungan jangka panjang.
  • Barantum CRM mendukung cross selling lewat data lengkap, omnichannel, AI chatbot, ticketing, dan reporting real-time.

Pernahkah Anda ditawari produk tambahan ketika sedang berbelanja, lalu tanpa sadar menambahkannya ke keranjang karena merasa cocok dengan kebutuhan utama? Itu adalah salah satu bentuk cross selling yang kini menjadi strategi penting dalam dunia bisnis modern.

Banyak perusahaan, dari retail kecil hingga korporasi besar, memanfaatkan teknik ini untuk meningkatkan penjualan sekaligus memperkuat hubungan dengan pelanggan. Menariknya, cross selling tidak hanya soal menambah angka transaksi, melainkan juga tentang memahami pelanggan secara lebih mendalam.

Apa itu Cross Selling?

Cross selling adalah strategi penjualan yang bertujuan menawarkan produk atau layanan tambahan yang relevan dengan pembelian utama pelanggan. Strategi ini tidak hanya mengejar peningkatan volume penjualan, tetapi juga menciptakan pengalaman belanja yang lebih menyeluruh dan bernilai.

Dengan pendekatan ini, perusahaan mampu memahami kebutuhan pelanggan secara lebih mendalam sekaligus menghadirkan solusi yang lengkap. Misalnya, ketika seorang pelanggan membeli laptop, penjual dapat menawarkan tas laptop atau software antivirus. Penawaran tersebut secara langsung menambah manfaat bagi pelanggan, meningkatkan kenyamanan mereka, serta memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperoleh pendapatan tambahan.

Ini berbeda dengan up selling, yang merujuk pada usaha menjual produk atau layanan yang lebih mahal atau bernilai lebih tinggi kepada pelanggan. Beberapa orang mungkin mengira bahwa cross selling ini sama dengan up selling, padahal keduanya berbeda.

Baca juga: Memahami Up Selling: Manfaat dan Strateginya

cross selling vs up selling

Jenis-Jenis Cross Selling & Contohnya

Cross selling memiliki beragam bentuk yang bisa disesuaikan dengan karakteristik bisnis. Setiap jenisnya memiliki pendekatan berbeda namun tetap bertujuan sama: meningkatkan nilai transaksi sekaligus memperkuat kepuasan pelanggan. Berikut beberapa jenis cross selling yang paling umum diterapkan di berbagai industri:

1. Cross Selling Produk Tambahan

Jenis cross selling ini paling sering muncul dalam aktivitas jual beli sehari-hari. Perusahaan menawarkan produk yang melengkapi barang utama yang pelanggan beli. Misalnya, saat membeli smartphone, penjual menawarkan casing, charger, atau earphone. Dengan strategi ini, pelanggan merasa lebih nyaman menggunakan produk utama, sementara bisnis memperoleh tambahan pendapatan.

2. Cross Selling Paket Bundling

Strategi bundling memberikan nilai tambah dengan menggabungkan beberapa produk dalam satu paket yang lebih hemat. Pendekatan ini sering membuat pelanggan merasa lebih untung karena mendapatkan lebih banyak dengan harga lebih efisien. Misalnya, restoran cepat saji menawarkan paket “burger + kentang + minuman” yang lebih murah dibandingkan membeli secara terpisah.

Baca juga: Mengenal Strategi Bundling dalam Bisnis dan Keuntungannya

3. Cross Selling Berbasis Membership/Loyalty

Program loyalitas juga dapat menjadi saluran efektif untuk cross selling. Melalui membership, bisnis bisa memberikan penawaran eksklusif yang relevan dengan kebutuhan pelanggan. Contoh yang sering ditemui adalah kartu membership gym yang memberikan diskon khusus untuk suplemen kesehatan atau personal training. Strategi ini mendorong pelanggan merasa dihargai dan lebih terikat dengan brand.

4. Cross Selling Digital (E-commerce & Marketplace)

Di dunia digital, cross selling semakin canggih berkat algoritma. E-commerce dan marketplace memanfaatkan data perilaku pelanggan untuk memberikan rekomendasi otomatis. Anda tentu pernah melihat rekomendasi “Produk yang sering dibeli bersama” saat berbelanja online. Pendekatan ini efektif karena menawarkan produk relevan sesuai pola belanja pelanggan secara real-time.

5. Cross Selling Layanan After-Sales

Jenis cross selling ini banyak digunakan di industri dengan produk bernilai tinggi seperti elektronik atau otomotif. Perusahaan menawarkan layanan tambahan setelah pelanggan melakukan pembelian utama. Misalnya, setelah membeli mobil, penjual menawarkan paket servis berkala atau garansi tambahan. Strategi ini menambah pendapatan perusahaan sekaligus memperkuat kepercayaan serta hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Baca juga: Pelajari After Sales dan Pentingnya dalam Bisnis

Strategi Cross Selling yang Efektif dalam Bisnis

Keberhasilan strategi ini bergantung pada pemahaman mendalam terhadap pelanggan, pemanfaatan data yang tepat, serta eksekusi yang alami. Dengan langkah yang terarah, perusahaan bisa meningkatkan peluang keberhasilan. Berikut strategi yang dapat diterapkan:

1. Analisis Kebutuhan & Perilaku Pelanggan

Pahami pola belanja, preferensi, hingga kebutuhan spesifik mereka. Dengan analisis yang akurat, bisnis dapat menawarkan produk tambahan yang benar-benar relevan, bukan sekadar mendorong penjualan.

2. Gunakan Data CRM untuk Rekomendasi Produk

Data pelanggan adalah aset berharga. CRM menyimpan histori pembelian, preferensi, hingga frekuensi interaksi yang bisa dianalisis untuk menciptakan rekomendasi produk. Saat tim sales menggunakan data ini, penawaran menjadi lebih personal dan tepat sasaran.

Baca juga: 30 Rekomendasi Software Aplikasi CRM Terbaik Indonesia

3. Training Tim Sales agar Mampu Menawarkan dengan Natural

Tim sales memainkan peran kunci dalam keberhasilan cross selling. Sayangnya, banyak pelanggan menolak jika penawaran terasa memaksa. Karena itu, perusahaan perlu melatih tim agar mampu menawarkan produk tambahan secara natural, dengan menyesuaikan kebutuhan nyata pelanggan.

Baca juga: 15 Tips Cara Follow Up Customer yang Efektif Hingga Closing

4. Manfaatkan Teknologi Otomatisasi & AI Chatbot

Perusahaan dapat mempercepat proses penawaran dengan memanfaatkan teknologi. AI chatbot, misalnya, mampu memberikan rekomendasi produk tambahan secara otomatis ketika pelanggan berinteraksi di website atau aplikasi. Hal ini menciptakan pengalaman yang personal sekaligus efisien.

5. Berikan Penawaran Eksklusif & Personal

Penawaran yang terasa eksklusif memiliki daya tarik lebih tinggi. Perusahaan bisa memberikan diskon khusus, bonus, atau akses premium hanya untuk pelanggan tertentu. Dengan cara ini, pelanggan merasa mendapatkan keuntungan tambahan dan lebih terdorong untuk membeli.

6. Gunakan Omnichannel untuk Menjangkau Pelanggan

Membatasi penawaran hanya pada satu kanal komunikasi mengurangi efektivitas strategi. Sebaliknya, gunakan pendekatan omnichannel dengan menghubungkan WhatsApp, email, telepon, hingga media sosial. Dengan interaksi yang konsisten di berbagai kanal, peluang cross selling semakin besar.

7. Pantau & Evaluasi Performa Strategi Cross Selling

Strategi tanpa evaluasi akan sulit berkembang. Perusahaan harus memantau metrik seperti conversion rate, average transaction value, dan feedback pelanggan. Data ini memberikan gambaran jelas apakah strategi berjalan efektif atau perlu penyesuaian lebih lanjut.

CTA Cross Selling

Manfaat Cross Selling bagi Perusahaan

Cross selling bukan hanya strategi untuk meningkatkan pendapatan instan. Lebih dari itu, penerapan yang konsisten mampu memberikan dampak positif jangka panjang terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis.

1. Meningkatkan Average Transaction Value (ATV)

Setiap kali tim sales menawarkan produk tambahan yang relevan, nilai rata-rata transaksi per pelanggan otomatis meningkat. Dampak langsungnya, pendapatan perusahaan bertambah tanpa harus menambah jumlah pelanggan baru.

2. Mendorong Loyalitas & Retensi Pelanggan

Pelanggan yang merasa kebutuhannya dipahami cenderung lebih loyal. Mereka bukan hanya kembali membeli, tetapi juga mempercayai bisnis sebagai penyedia solusi lengkap, bukan sekadar penjual produk. Hal ini memperkuat retensi sekaligus mengurangi churn rate.

Baca juga: 7 Cara Sukses Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

3. Memaksimalkan Potensi Revenue dari Pelanggan Lama

Daripada fokus hanya pada akuisisi, perusahaan dapat mengoptimalkan basis pelanggan lama yang sudah ada. Dengan penawaran tambahan yang tepat, pelanggan lama memberikan kontribusi revenue lebih besar sekaligus meningkatkan lifetime value.

Baca juga: Pelanggan Lama vs Pelanggan Baru, Mana Lebih Penting?

4. Mengurangi Biaya Akuisisi Pelanggan Baru

Mendapatkan pelanggan baru membutuhkan biaya 5–7 kali lebih besar dibanding mempertahankan pelanggan lama. Dengan strategi cross selling, perusahaan memaksimalkan investasi yang sudah mereka keluarkan sekaligus menekan biaya akuisisi pelanggan.

Baca juga: Customer Acquisition Cost: Pengertian, Fungsi & Contohnya

5. Memperkuat Hubungan Jangka Panjang dengan Pelanggan

Cross selling yang dilakukan secara tepat membangun kepercayaan antara pelanggan dan bisnis. Ketika pelanggan merasa dihargai, mereka akan lebih terbuka terhadap penawaran di masa depan, sehingga hubungan jangka panjang dapat terjaga dengan baik.

Solusi Cross Selling Terbaik dengan Barantum CRM

Mockup Sistem Barantum

Untuk menjalankan strategi cross selling secara konsisten, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan intuisi. Mereka membutuhkan sistem yang mampu mengelola data pelanggan, mengintegrasikan kanal komunikasi, hingga mengotomatisasi penawaran. Di sinilah Barantum CRM hadir sebagai solusi yang menyatukan semua kebutuhan bisnis dalam satu platform terintegrasi.

1. Data CRM Lengkap untuk Personalisasi Penawaran

Barantum CRM menyimpan seluruh data interaksi pelanggan secara detail. Dengan informasi ini, tim sales dapat memberikan rekomendasi produk yang relevan dan personal.

2. Integrasi Omnichannel (WhatsApp, Email, Call Center)

Tidak semua pelanggan nyaman berkomunikasi lewat satu kanal. Karena itu, Barantum CRM menghadirkan integrasi omnichannel yang menghubungkan WhatsApp, email, hingga call center. Dengan alur komunikasi yang konsisten, tim sales bisa merespons lebih cepat tanpa kehilangan konteks percakapan.

Baca juga: Omnichannel Chat: Kelola Semua Saluran dalam 1 Platform

3. AI Chatbot & Automation untuk Penawaran Cepat

Waktu respons menjadi faktor penting dalam cross selling. Barantum CRM menyediakan chatbot berbasis AI yang dapat memberikan penawaran produk tambahan secara real-time. Teknologi otomatisasi ini mempercepat interaksi sekaligus mengurangi beban kerja manual tim sales.

Baca juga: Chatbot AI WhatsApp: Solusi Layanan 24/7 untuk Bisnis

4. Deals Pipeline untuk Monitor Progress Cross Selling

Mengandalkan intuisi saja tidak cukup. Dengan deals pipeline, setiap peluang cross selling tercatat jelas di berbagai tahapan penjualan. Tim dapat melihat progress, menilai potensi, dan segera mengambil tindakan jika ada peluang yang tertunda. Transparansi ini membuat strategi lebih terukur dan meminimalkan risiko kehilangan penjualan.

5. Reporting & Analytics Real-Time untuk Optimasi Cross Selling

Barantum CRM menyediakan fitur reporting dan analitik real-time yang menampilkan performa penawaran secara menyeluruh. Dengan data ini, bisnis bisa segera mengidentifikasi kelemahan dan melakukan optimasi strategi agar hasil lebih maksimal.

Mulai Uji Coba Barantum CRM 7 Hari Gratis Sekarang!

Mengelola strategi cross selling tanpa sistem yang tepat bisa menjadi tantangan besar. Dengan Barantum CRM, Anda bisa merasakan langsung bagaimana data, otomatisasi, dan integrasi omnichannel bekerja meningkatkan efektivitas bisnis Anda. Mulailah uji coba gratis selama 7 hari sekarang juga dan buktikan manfaatnya bagi perusahaan Anda.

Tertarik dengan Barantum?

all product

Jangan tunggu nanti, perubahan besar dimulai dari langkah kecil hari ini! Dapatkan uji coba gratis 7 hari. Daftar dan buat akun Barantum CRM Anda sekarang.

Apa itu cross selling?+

Cross selling adalah strategi menawarkan produk atau layanan tambahan yang relevan dengan pembelian utama pelanggan untuk meningkatkan nilai transaksi.

Apa perbedaan cross selling dan up selling?+

Cross selling menawarkan produk tambahan yang relevan, sedangkan up selling berfokus pada menjual produk versi lebih mahal atau bernilai lebih tinggi.

Apa saja jenis-jenis cross selling dalam bisnis?+

Jenis cross selling meliputi produk tambahan, bundling, loyalty, digital (e-commerce), serta layanan after-sales seperti garansi atau servis berkala.

Apa manfaat cross selling bagi perusahaan?+

Cross selling meningkatkan nilai transaksi, mendorong loyalitas pelanggan, memaksimalkan revenue dari pelanggan lama, menekan biaya akuisisi, dan memperkuat hubungan jangka panjang.

Bagaimana Barantum CRM membantu strategi cross selling?+

Barantum CRM mendukung cross selling dengan data pelanggan terpusat, integrasi omnichannel, AI chatbot, deals pipeline, serta reporting real-time untuk optimasi strategi.